Rabu, 28 Juli 2010

Innalillahi, Mbah Umar Syahid (Murid Syeikh Mahfudz Termas), Wafat

Duta Islam Nusantara - Keluarga besar Pondok Tremas Berduka. Umat Muslim Indonesia kembali ditinggalkan oleh salah satu ulama sepuhnya, simbah KH. Umar Syahid (Mbah Umar Tumbuh). Beliau adalah santri sepuh Pondok Tremas, wafat sowan ila hadratillah malam ini pukul 22.50 WIB di RSUD Pacitan, Jawa Timur, Rabu (4/01/2017) malam dalam usia 114 tahun. Innalilahi wa inna ilailaihi rojiun.

"Gamane wong urip iku ono loro: ilmu lan taqwa/bekal untuk orang hidup itu ada dua, yaitu ilmu dan taqwa". Begitulah pesan Mbah Umar Syahid yang selalu disampaikan.

Beliau merupakan ulama' sepuh berusia panjang yang sangat dihormati di kalangan warga NU, utamanya di Pacitan, Jawa Timur. Ulama yang lebih mendahulukan kepentingan umat daripada dirinya sendiri sangat disegani karena tidak pernah mengejar kenikmatan dunia.

Innalillahi, Mbah Umar Syahid (Murid Syeikh Mahfudz Termas), Wafat - Duta Islam Nusantara
Innalillahi, Mbah Umar Syahid (Murid Syeikh Mahfudz Termas), Wafat - Duta Islam Nusantara


Innalillahi, Mbah Umar Syahid (Murid Syeikh Mahfudz Termas), Wafat

Kalau sowan ke ndalem beliau, para tamu senantiasa diminta untuk makan nasi dan lauk pauk yang memang selalu disiapkan oleh keluarga atas kehendak Mbah Umar.

Duta Islam Nusantara

Saat jamaah menjenguk beliau ke rumah sakit, ada sedikit rona kesedihan dari wajahnya, sebelum beliau kembali cerah. Dalam sakitnya, beliau minta maaf kepada seluruh penjenguk, karena tidak bisa menyuguhkan nasi sebagaimana yang dilakukan ketika berada di rumah. Dalam sakitnya pun, beliau tidak lepas memikirkan kondisi bangsa ini. Ada semacam kesedihan yang mendalam ketika beliau merasakan keberadaan bangsa ini yang tak kunjung menjadi baik.

Kaum Muslimin menyebut atau menggelari beliau sebagai salah satu kiai yang loman. Di saat orang-orang berebut memperoleh timbunan-timbunan harta dunia, beliau malah berbuat sebaliknya. Tanpa merasa ragu, tanahnya dihibahkan kepada Dinas Pendidikan Pacitan untuk dibangun gedung sekolah.

Duta Islam Nusantara

Beberapa hal yang juga mengagumkan adalah sikap istiqomah beliau dalam khidmat sekaligus sikap tawadhu' beliau terhadap guru dan pondok pesantren. Kami pernah mendengar beliau menyampaikan, "aku iki kur buntut, sirahe iku Tremas" (saya ini cuma ekor, kepalanya ituTremas) maksudnya adalah Syeikh Mahfud At-Turmusi. Selain itu, cintanya kepada NU dan shalawat juga luar biasa .

Setiap kali Jam'iyah Nahdhatul Ulama' atau pesantren mengadakan acara shalawatan, maka beliau tidak pernah absen. Beliau selalu rawuh. Meskipun jarak tempuh dari ndalem beliau sangat jauh dan dengan usia beliau sudah semakin sepuh, tentu kekuatan fisiknya pun telah berkurang. Namun itu tak menjadi penghalang bagi beliau.

Kini, beliau telah kembali ke sang pemilik keabadian. Semoga Allah SWT menempatkan beliau ditempat yang paling indah disisiNYA. Aamiin. Lahul Al-Faatihah! [Duta Islam Nusantara/ canu_jatim]

Dari : http://www.dutaislam.com/2017/01/innalillahi-mbah-umar-syahid-murid-syeikh-mahfudz-termas-wafat.html

Menyajikan informasi secara lugas dan berimbang, disertai data-data yang akurat dan terpercaya.


EmoticonEmoticon

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Duta Islam Nusantara sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Duta Islam Nusantara. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Duta Islam Nusantara dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock