Tampilkan postingan dengan label Jawa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jawa. Tampilkan semua postingan

Rabu, 01 Mei 2013

Belum Lulus Jadi Manusia Belajar Agama

Duta Islam Nusantara - Yo wis lah, anggap saja Basuki itu penista agama. Silakan ngamuk, njerit sampek ususmu metu. Yang penting ojok kebablasan. Kalau kebencianmu pada seseorang sudah menguasaimu maka pikiran dadi nggak cerdas, rai tambah welek.

Belum Lulus Jadi Manusia Belajar Agama - Duta Islam Nusantara
Belum Lulus Jadi Manusia Belajar Agama - Duta Islam Nusantara


Belum Lulus Jadi Manusia Belajar Agama

Sekarang banyak orang yang gayane koyok wong sakti. Bisa mendeteksi atau tahu niat yang ada di dalam hati orang lain. Ada orang nangis dituduh air mata buaya. Senengane kok berprasangka buruk. Ada Kiai mbelani Basuki, langsung dipertanyakan keislamannya. "Wong Islam kok mbelani penista agama Islam?". Pokoknya yang beda dengannya langsung dicap Anti Islam. Beda kok nggak boleh. Mbelani menungso dituduh mbelani cino, kristen.

Jadi ingat Gus Dur yang membela siapa saja, nggak melihat ras, suku atau agamanya. Tapi orang selalu berprasangka, selalu melihat agamanya, rasnya, sukunya, akhirnya menuduh Gus Dur pluralisme, padahal humanisme. Banyak muslim yang gagal jadi muslim karena hal itu. Karena muslim itu menjaga, melindungi, menentramkan sesama manusia, tidak mengancam, menghina, merendahkan, hanya karena beda agama, suku dan ras.

Sudah hobinya berprasangka buruk ditambah kesempitan hati dan pikiran pula. Dapat bantuan handuk ada gambar (seperti) salib, ditolak, dituduh kristenisasi (prasangka buruk lagi). Padahal salib iku cuman kayu disilang. Bagi orang Kristen, itu simbol agama. Tapi bagiku ya cuman garis atau kayu disilang, tak berarti apa-apa. Kalo aku dikasih handuk gratis, nggak perduli gambar salib atau gambar setan, akan senang hati kuterima.

Muslim atau non muslim tidak bisa dilihat dari kostumnya. Semua tergantung pada niat. Walaupun pakai kaos metal gambare pentagram, ndas wedus, bukan berarti Satanisme. Apa kalau pakai kaos gambar Jack Daniel's terus dia adalah pemabuk? Nggak juga. Jangankan mabuk, minum Equil saja nggak berani. Pakai atribut agama lain (kostum natal) difatwa haram. Terus bagaimana dengan non muslim di Aceh yang dipaksa pakai jilbab? Golek menange dewe ae arek-arek iku.

Umat Islam di negeri ini berkembang pesat, tapi hanya di wilayah syariat teknis. Buanyak orang jilbaban, berbaju taqwa, tapi pemahamannya kolot, gampang ngamuk, gampang diprovokasi (atas nama Islam). Apalagi ulamanya yang sedikit-sedikit haram, haram kok sedikit-sedikit.

---Jare simbah, di negeri yang mayoritas muslim ini harusnya label yang diperlukan adalah label haram. Seorang muslim otomatis akan selalu mengkonsumsi makanan yang halal. Kalau di Amrik sana mayoritas non muslim, mereka biasa mengkomsumsi makanan apa saja, jadi perlu label halal---

Jadi ingat saat gempa bumi Jogja dulu. Banyak yang menolak bantuan selimut dari Israel, karena mereka kolot: Israel itu Yahudi, musuh Islam. Padahal musuh Islam yg sesungguhnya itu bukan Yahudi, Kristen, Cino, tapi kesempitan, kesempitan pikiran maupun hati, gemblung total.

Orang yang luas hati dan pikirannya, menyikapi sesuatu dengan prasangka baik (walau saat tertentu waspada itu juga perlu). Dan juga nggak gampang 'masuk angin', gampang disetir, gampang dibelokan dgn ideologi-ideologi kacau.

Menolak bantuan handuk dari Yahudi, tapi lupa kalau tiap hari 'dibantu' Yahudi. Dengan fesbuk kita bisa dengan mudah berkomunikasi dan silaturahmi jarak jauh. Bisa ketemu teman lama saat masih PAUD, reuni. Dan yang asyik kita bisa cari uang, promosi bisnis. Tapi dengan fasebook pula kita jadi 'bintang porno'. Apa pun kita share di tembok ratapan (wall) tanpa filter, walaupun itu hal yang pribadi banget. Update status dari bangun pagi sampai menjelang tidur, artis medsos. Kecanduan medsos produktivitas pun merongos

Facebook pula yang membuat kita terbiasa jadi pengecut, kurang ajar, mbokneancok, beraninya teriak di Medsos. Arek cilik komen nang statusku: "Kamu waras?". Dengan rileksnya meng-kamu-kamu-kan orang, dikira umurnya sepantaran.

Masjid atau bukan masjid itu tergantung pada niatnya ke kiblat atau nggak, ke Allah atau nggak. Walaupun di sawah kalau hati ke kiblat, sawah akan jadi masjid. Semua tergantung pada niat dan tujuan. Tapi yo ojok korupsi terus niate buat umroh, iku mbokneancok jenenge.

Nggak sedikit ustadz yang mengondisikan Islam sekarang seperti Islam jamannya Nabi di Arab jadul. Yang saat itu antar umat agama (Yahudi, Nasrani dan Islam) saling 'mengintai'. Oke, bisa jadi di Arab sekarang kondisinya masih seperti itu, tapi tidak di negeri ini. Jarno ae wong Arab perang terus, diadudomba sama Amrik. Di sini gak usah ikut-ikutan.

Sebelum kemunculan aliran-aliran keras, negeri ini sangat suwejuk dan damai. Oleh mereka, kearifan lokal ditabrakan dengan agama. Orang yang memdalami Jawa dituduh kejawen, musyrik! Siapa bilang Jawa itu tidak Islam?

Kearifan Jawa sama dengan nilai-nilai Islam. 'Ngunduh wohing pakarti' itu sama dengan 'Faman ya'mal mitsqaala dzaratin khairay yarah..' (intinya, semua perbuatan pasti ada balasannya), dan banyak lagi contohnya, golekono dewe. Kearifan lokal Jawa sudah terbukti keluhurannya dan Islam datang melegetimasi itu.

Dengan kearifan lokal itulah orang Nusantara lama banyak yang lulus jadi manusia; waskita. Bisa hidup rukun dalam harmoni dengan berbagai macam manusia, jin, gendruwo, wewe gombel. Orang sekarang belum lulus jadi manusia sudah belajar agama.

Ormas-Ormas Islam itu sebenarnya tujuannya baik, memerangi kemasyiatan. Tapi banyak yang nggak simpati karena caranya yang terlalu keras, main pentung. Merusak citra Islam yang lembut dan damai. Dakwah pada orang lain harusnya lemah lembut, yang keras itu pada diri sendiri. Juga, orang 'tersesat' kok malah dipentungi, tidak ditunjukan jalan yang benar.

Salutnya pada ormas-ormas itu, mereka selalu turun tangan terjun langsung ke musibah bencana. Itu keren, tapi lebih keren lagi kalau tidak pakai label, cap, merk, atribut, kostum, seragam. Mau berbuat baik, berbuat saja, nggak pakai nama agama, nama partai, nama organisasi, dsb.. Just hamba Tuhan. Maka saya setuju banget kalau para stasiun tipi menolak memberitakan sukarelawan bencana yang memakai atribut partai atau ormas.

Tetap semua kembali pada niat. Kegiatan amal diposting di Facebook niatnya ingin menginspirasi orang agar berbuat serupa, itu oke. Yang penting tidak untuk pencitraan. Karena pencitraan = pemalsuan = kriminal = mbokneancok (motherfucker).

Muslim sejati tidak memamerkan perbuatan baiknya, atau berbuat baik jangan sampai orang lain tahu. Atau kalau sudah level sufi, jangan sampai Tuhan tahu kalau kita berbuat baik (walau itu nggak mungkin), total ikhlas.

Aku nggedabrus iki tidak dalam rangka menertawai kekonyolan saudara semuslim, seperti lalat yang berpesta di atas borok orang lain. Aku nggak anti tokoh tertentu, nggak anti ormas itu, nggak kabeh. Sebenarnya kita ini sama kok. Jawa, Arab, Islam, Kristen, aku, kalian, Basuki, Habib, Joko, Mbah Ndimun, Slamet, Ormas garis keras, semuanya sama, sama-sama bingung aja.

Kalau nggak ingin bingung, jadi Atheis saja, karena mereka sudah berhenti mencari kebenaran agama (Tuhan). Sekarang manusia hidup di era katanya, jarene. Jarene ulama iku, jarene kiai iki. Kalau muslim, kebenaran itu ada di Al Qur'an, Rasulullah (Qur'an berjalan) dan Allah. Kalau hadits masih boleh dikritisi. Omongan ulama, ustadz, kiai itu bukan kebenaran, itu tafsir. Jangankan ulamamu, Bukhari Muslim pun boleh dikritisi.

---Percoyo karepmu, gak percoyo urusanmu, karena tulisan ini juga bukan kebenaran---

Makane ojok nggaya dengan madzhabmu, aliranmu, nuding-nuding "sesat!", membakar rumah dan mengusir dari tanahnya sendiri pada orang yang nggk sealiran denganmu. Sama persis dengan muslim Ronghiya yang dibantai, diusir dari negerinya karena minoritas dan berbeda keyakinan. Kelakuan rakyat Burma adalah gambaran diri mereka yang demi agama tega membunuh, padahal kalau demi manusia nggak akan tega. Wis ah, ideologi itu damai, tapi sejarah itu kejam! [Duta Islam Nusantara]

Dari : http://www.dutaislam.com/2017/01/belum-lulus-jadi-manusia-belajar-agama-bahaya.html

Kamis, 29 November 2012

Surat Gus Mus Kepada Gus Dur (Arti Persahabatan dan Penghormatan Kepada Ibu)

Duta Islam Nusantara - Dikisahkan oleh eyang kakung Ahmad Mustofa Bisri pada tanggal 30 Desember setahun lalu. Ini mengenai dan tentang sesambungan beliau dengan mendiang Gus Dur terkasih. Saya hadirkan kembali, maaf, tanpa ijin beliau, untuk bahan belajar bab kekancan (pertemanan) dan paseduluran (persaudaraan).

Surat Gus Mus Kepada Gus Dur (Arti Persahabatan dan Penghormatan Kepada Ibu) - Duta Islam Nusantara
Surat Gus Mus Kepada Gus Dur (Arti Persahabatan dan Penghormatan Kepada Ibu) - Duta Islam Nusantara


Surat Gus Mus Kepada Gus Dur (Arti Persahabatan dan Penghormatan Kepada Ibu)

1970. Begitu lulus dari Fakultas Adab di Baghdad, dia ke Belanda. Dari negeri Kincir itu, dia menulis surat panjang kepadaku tentang rencana pulang bersama. Yang masih aku ingat, dalam suratnya itu antara lain dia menulis:

"Begitu sampeyan lulus, segera cari utangan dan nyusul saya ke Belanda. Aku sudah carikan pekerjaan yang sesuai bakat sampeyan di bagian advertensi. Gajinya cukup besar. Saya sendiri sudah bekerja dengan gaji yang lebih besar lagi. Ngepel kapal. Nanti kita bisa menabung dan beberapa bulan saja kita sudah bisa membeli mobil seken (bekas, amb). Dengan mobil itu nanti kita pulang via darat ke Indonesia. Kawan-kawan dari negara-negara yang kita lewati sudah saya beritahu tentang rencana ini. Dengan demikian nanti kita bisa berkesempatan luas untuk bicara dan berdiskusi terutama tentang Indonesia. Kalau sudah sampai tanah air, kita tidak akan punya banyak kesempatan bertemu..."

Hampir bersamaan dengan suratnya, aku terima surat dari ayahku yang menyuruhku mengawani ibuku yang tahun itu naik haji tidak dengan ayah. Ketika hal ini aku sampaikan kepadanya, dia dengan tegas menjawab: "Dahulukan ibu sampeyan. Kita nanti bikin rencana alternatif, misalnya setelah sampai tanah air, kita menjaga murasalah, minimal sebulan sekali. Wassalam."

Begitulah akhirnya dia dari Belanda ke Jerman dan Perancis untuk memuaskan kesukaannya membaca di perpustakaan-perpustakaan, dan aku ke Saudi untuk mengawani ibuku berhaji. 1971.

Ternyata dia sudah lebih dahulu sampai Indonesia dan kawin. Aku menyusul kemudian. Dan seperti 'ramalan'nya, kami tidak lagi punya banyak kesempatan untuk bertemu. Hanya surat-suratan; ini pun tidak bisa seperti yang dia harapkan minimal sebulan sekali.

Jika sewaktu-waktu aku ke Jakarta, aku berusaha mencuri sedikit waktu berharganya. Atau dia mampir menemuiku sebentar di hotel tempatku menginap. Hal ini terutama dikarenakan kesibukannya yang semakin lama semakin padat sebagai pemimpin umat dan bangsa. Hingga dia wafat setelah seminggu rawuh di Rembang. Semoga Allah menempatkannya di tempat penuh rahmat di sisiNya. Lahul Faatihah [Duta Islam Nusantara]

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/08/surat-gus-mus-kepada-gus-dur-arti-pershabatan-dan-penghormatan-kepada-ibu.html

Minggu, 28 Oktober 2012

Novita Hotel Jambi Digeruduk Setelah Lafadz Allah Dibuat Lantai di Bawah Ornamen Natal

Lafadz Allah di lantai Hotel Novita Jambi Duta Islam Nusantara - Tadi malam, Jumat (23/12/2016), Gubernur Jambi H. Zumi Zola dan Kapolda Jambi dilaporkan menemui pihak manajemen Novita Hotel yang berada di Jalan Gatot Subroto 44, Kota Jambi.

Hal itu dilakukan ada laporan warga lalu menjadi pesan berantai (viral) dimana menyebutkan kalau di halaman tersebut ada ornamen natal yang dianggap bisa memicu ketegangan warga karena menyinggung simbol agama lain, Islam. .

Novita Hotel Jambi Digeruduk Setelah Lafadz Allah Dibuat Lantai di Bawah Ornamen Natal  - Duta Islam Nusantara
Novita Hotel Jambi Digeruduk Setelah Lafadz Allah Dibuat Lantai di Bawah Ornamen Natal - Duta Islam Nusantara


Novita Hotel Jambi Digeruduk Setelah Lafadz Allah Dibuat Lantai di Bawah Ornamen Natal

Pantauan Duta Islam Nusantara menyebutkan, ada lafaldz "Allah" dalam bahasa Arab yang diletakkan di bawah ornamen pohon dan rumah gereja bersalib khas natal di halaman hotel tersebut. Kalimat Allah, oleh beberapa pihak di lapangan, memang sengaja digunakan sebagai lantai.

Duta Islam Nusantara

Kontan saja, hal itu memicu kemarahan umat Islam setempat setelah foto-foto tersebut tersebar luas di beberapa grup WhatsApp dan media sosial.

Tidak mau berbuntut panjang, Wali Kota Jambi, H. Syarif Fasha, langsung melakukan tindakan dengan menyegel Novita Hotel secara simbolik. Dengan membawa kertas karton putih, Syarif Fasha menulis "Maaf hotel ini dihentikan operasinya", ditandatangani. Ia perlihatkan foto segel itu ke warga yang malam itu berkumpul di sana.

Pasca diprotes warga, lampu halaman depan Novita Hotel Jambi langsung dipadamkan, gelap gulita, agar tidak menarik animo masyarakat lebih jauh, walau masih banyak warga yang berkumpul di sana saat itu.

Duta Islam Nusantara

Ornamen natal bermasalah sudah disegel police line Hingga laporan ini diturunkan Duta Islam Nusantara, lokasi hotel tersebut sudah disegel dengan police line. Entah bagaimana dengan nasib para tamunya. [Duta Islam Nusantara]

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/12/novita-hotel-jambi-digeruduk-setelah-lafadz-allah-dibuat-lantai-di-bawah-ornamen-natal.html

Senin, 30 April 2012

Kongres XVI Muslimat NU akan Digelar 13-18 Juli

Jakarta, Duta Islam Nusantara. Pimpinan Pusat Muslimat NU bekerjasama dengan Pimpinan Wilayah Muslimat NU Propinsi Lampung akan melaksanakan Kongres ke XVI bertempat di Asrama Haji Bandar Lampung tanggal 13-18 Juli 2011.

Kongres kali ini mengambil tema Revitalisasi Institusi Layanan Muslimat NU, Khidmah untuk Perempuan Indonesia.

Kongres XVI Muslimat NU akan Digelar 13-18 Juli (Sumber Gambar : Nu Online)
Kongres XVI Muslimat NU akan Digelar 13-18 Juli (Sumber Gambar : Nu Online)


Kongres XVI Muslimat NU akan Digelar 13-18 Juli

Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, terdapat empat agenda dalam kongres yang meliputi evaluasi pelaksanaan program periode 2006-2011, menyusun program periode 2011-2016, membahas Renstra Periode 2011-2026 dan memilih Pimpinan Pusat masa bakti 2011-2016.

Duta Islam Nusantara

Peserta terdiri atas PP Muslimat NU Pimpinan Wilayah, Pimpinan Cabang, Undangan dan panitia dengan total peserta 2629 orang.

Panitia telah menyiapkan rencana kegiatan acara secara terstruktur dan rapi yang akan diawali dengan pembukaan, pembahasan tata tertib, laporan pertanggung jawaban PP Kuslimat NU Periode 2006-2011, pembahasan Peraturan Dasar/Peraturan Rumah Tangga serta program Muslimat NU Periode 2006-2011.

Kongres juga akan membahas pokok-pokok pikiran dan rekomendasi untuk peningkatan peran Muslimat NU, baik internal maupun eksternal, membahas bahtsul masil diniyah untuk masalah yang dihadapi perempuan serta pembuatan master plan Muslimat NU, imbuhnya.

Duta Islam Nusantara

Penulis: Mukafi Niam

Dari (Warta) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/32145/kongres--xvi-muslimat-nu-akan-digelar-13-18-juli

Selasa, 03 Agustus 2010

Sebelum Rasulullah SAW Meninggal

Sayyidina Rasulullah SAW telah jatuh sakit agak lama, sehingga kondisi beliau sangat lemah. Pada suatu hari Rasulullah SAW meminta Bilal memanggil semua sahabat datang ke Masjid.

Tidak lama kemudian, penuhlah Masjid dengan para sahabat. Semuanya merasa rindu setelah agak lama tidak mendapat taushiyah dari Sayyidina Rasulullah SAW, Beliau duduk dengan lemah di atas mimbar. Wajahnya terlihat pucat, menahan sakit yang tengah dideritanya.

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: wahai sahabat2 ku semua! Aku ingin bertanya, apakah telah aku sampaikan semua kepadamu, bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu-satunya Tuhan yang layak disembah? Semua sahabat menjawab dengan suara bersemangat: "Benar wahai Rasulullah Saw, Engkau telah sampaikan kepada kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang layak disembah."

Sebelum Rasulullah SAW Meninggal - Duta Islam Nusantara
Sebelum Rasulullah SAW Meninggal - Duta Islam Nusantara


Sebelum Rasulullah SAW Meninggal

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: Persaksikanlah ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kepada mereka. Kemudian Rasulullah Saw bersabda lagi: Dan setiap apa yang Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat. Akhirnya sampailah kepada satu pertanyaan yang menjadikan para sahabat sedih dan terharu. Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah Swt. Dan sebelum aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusan dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada kalian semua. Adakah aku berhutang kepada kalian? Aku ingin menyelesaikan hutang tersebut karena aku tidak mau bertemu dengan Allah dalam keadaan berhutang dengan manusia.

Duta Islam Nusantara

Ketika itu semua sahabat diam, dan dalam hati masing-masing berkata: Mana ada Sayyiduna Rasullullah SAW berhutang dengan kita, kamilah yg banyak berhutang kpd Beliau Sayyiduna Rasulullah Saw.

Sayyiduna Rasulullah SAW mengulangi pertanyaan itu sebanyak 3 kali. Tiba-tiba bangun seorang lelaki yg bernama UKASYAH, seorang sahabat mantan preman sblm masuk Islam, dia berkata : Ya Rasulullah, aku ingin sampaikan masalah ini. Seandainya ini dianggap hutang, maka aku minta engkau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau berbuat apa-apa.

Duta Islam Nusantara

Sayyiduna Rasulullah SAW berkata: Sampaikanlah wahai Ukasyah. Maka Ukasyah pun mulai bercerita: Aku masih ingat ketika perang Uhud dulu, satu ketika engkau menunggang kuda, lalu engkau pukulkan cambuk ke belakang kuda. Tetapi cambuk tsb tidak kena pada belakang kuda, tapi justru terkena pada dadaku, karena ketika itu aku berdiri dibelakang kuda yg engkau tunggangi wahai Rasulullah. Mendengar itu, Sayyiduna Rasulullah SAW berkata : Sesungguhnya itu adalah hutang wahai Ukasyah. Kalau dulu aku pukul engkau, maka hari ini aku akan terima hal yg sama. Dengan suara yg agak tinggi, Ukasyah berkata : Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah. Ukasyah seakan-akan tidak merasa bersalah mengatakan demikian. Sedangkan ketika itu sebagian sahabat berteriak marah kepada Ukasyah. Sungguh engkau tidak berperasaan Ukasyah. Bukankah Baginda sedang sakit?? Ukasyah tidak menghiraukan semua itu.

Sayyiduna Rasulullah SAW meminta Bilal mengambil cambuk di rumah anaknya Sayyidatuna Fatimah. Bilal meminta cambuk itu dari sayyidatuna Fatimah, kemudian sayyidatuna Fatimah bertanya : Untuk apa Rasulullah meminta cambuk ini wahai Bilal?? Bilal menjawab dgn nada sedih : Cambuk ini akan digunakan Ukasyah untuk memukul Baginda Rasulullah, Terperanjat dan menangis sayyidatuna Fatimah seraya berkata : Kenapa Ukasyah akan memukul ayahku Rasulullah?? Ayahku sdg sakit, kalau mau mukul, pukulah aku anaknya. Bilal menjawab : Sesungguhnya ini adalah urusan antara mereka berdua. Bilal membawa cambuk tsb ke Masjid lalu diberikan kpd Ukasyah, setelah mengambil cambuk, Ukasyah menuju ke hadapan Baginda Rasulullah Saw. Tiba2 Sayyidina Abu bakar berdiri menghalangi Ukasyah sambilberkata : Ukasyah, kalau kamu hendak memukul, pukullah aku. Aku orang yg pertama beriman dgn apa yg Rasulullah SAW sampaikan. Akulah sahabtnya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukullah aku. Sayyiduna Rasulullah SAW : Duduklah wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku dg Ukasyah.

Ukasyah menuju kehadapan Sayyiduna Rasulullah Saw, kemudian sayyidina Umar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata : Ukasyah, kalau engkau mau mukul, pukullah aku. Dulu memang aku tidak suka mendengar nama Muhammad, bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya, itu dulu. Sekarang tidak boleh ada seorangpun yg boleh menyakiti Baginda Rasulullah Muhammad. Kalau engkau berani menyakiti Baginda Rasulullah, maka langkahi dulu mayatku. Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW : Duduklah wahai Umar. Ini urusan antara aku dgn Ukasyah. Ukasyah menuju kehadapan Sayyiduna Rasulullah, tiba2 berdiri Sayyidina Ali bin Abi Tholib sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW. Dia menghalangi Ukasyah sambil berkata : Ukasyah, pukullah aku saja. Darah yg sama mengalir pada tubuhku ini wahai Ukasyah. Lalu dijawab oleh Sayyiduna Rasulullah SAW : Duduklah wahai Ali, ini urusan antara aku dgn Ukasyah.

Ukasyah semakin dekat dgn Rasulullah. Tiba2 tanpa disangka, bangkitlah kedua cucu kesayangan Rasulullah SAW yaitu sayyidina Hasan dan sayyidina Husen. Mereka berdua memegangi tangan Ukasyah sambil memohon. Wahai Paman, pukulah kami Paman. Kakek kami sedang sakit, pukulah kami saja wahai Paman. Sesungguhnya kami ini cucu kesayangan Baginda Rasulullah, dgn memukul kami sesungguhnya itu sama dgn menyakIiti kakek kami, wahai Paman. Lalu Sayyiduna Rasulullah SAW berkata : Wahai cucu2 kesayanganku duduklah kalian. Ini urusan Kakek dgn Paman Ukasyah.

Begitu sampai di tangga mimbar, dgn lantang Ukasyah berkata : Bagaimana aku mau memukul engkau ya Rasulullah. Engkau duduk di atas dan aku di bawah. Kalau engkau mau aku pukul, maka turunlah ke bawa sini. Sayyiduna Rasulullah SAW memang manusia terbaik Kekasih Allah itu meminta beberapa sahabat memapahnya ke bawah. Sayyidina Rasulullah Saw didudukkan pada sebuah kursi, lalu dengan suara tegas Ukasyah berkata lagi : Dulu waktu engkau memukul aku, aku tidak memakai baju, Ya Rasulullah, Para sahabat sangat geram mendengar perkataan Ukasyah.Tanpa berlama2 dlm keadaan lemah, Sayyidina Rasulullah membuka bajunya. Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah yg sangat indah, sedang beberapa batu terikat di perut Rasulullah pertanda Rasulullah sedang menahan lapar.

Kemudian sayyiduna Rasulullah SAW berkata : Wahai Ukasyah, segeralah dan janganlah kamu berlebih2an. Nanti Allah akan murka padamu. Ukasyah langsung menghambur menuju Baginda Rasulullah SAW, cambuk di tangannya ia buang jauh2, kemudian ia peluk tubuh Rasulullah SAW seerat-eratnya. Sambil menangis sejadi2nya, Ukasyah berkata : Ya Rasulullah, ampuni aku, maafkan aku, mana ada manusia yang sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku melakukannya agar aku dapat merapatkan tubuhku dgm tubuhmu. Seumur hidupku aku bercita2 dapat memelukmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka. Dan sungguh aku takut dengan api neraka.

Maafkan aku ya Rasulullah, Sayyiiduna Rasulullah SAW dgn senyum berkata : Wahai sahabat2ku semua, kalau kalian ingin melihat ahli Surga, maka lihatlah Ukasyah..! Semua sahabat meneteskan air mata, kemudian para sahabat bergantian memeluk Sayyiduna Rasulullah SAW.

Semoga tetesan air mata kita ini membuktikan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad Sholallah 'Alaihi Wassalam sang Kekasih Allah SWT. Allahumma shollii 'alaa sayyidina Muhammad, wa 'ala alaih alihi washohbihi wabarik wasalim ajma'in. Duta Islam Nusantara

Dari : http://www.dutaislam.com/2015/11/sebelum-rasulullah-saw-meninggal.html

Rabu, 30 Juni 2010

Remaja Masjid dan Banser Gerokgak Nyalakan Semangat Sumpah Pemuda

Buleleng, Duta Islam Nusantara. Remaja Islam Masjid Nurul Iman Gondol (Rismani) merayakan Hari Sumpah Pemuda Ke-88 yang dirangkai dengan Peringatan Tahun Baru Islam 1438 H di Lapangan Banjar Dinas Gondol Desa Penyabangan Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng. Mereka mengisi acara dengan shalawat bersama dengan masyarakat setempat.

Mereka bersama anggota Banser melakukan penggalangan dana dalam rangka membantu renovasi bangunan Masjid Nurul Iman.

Remaja Masjid dan Banser Gerokgak Nyalakan Semangat Sumpah Pemuda (Sumber Gambar : Nu Online)
Remaja Masjid dan Banser Gerokgak Nyalakan Semangat Sumpah Pemuda (Sumber Gambar : Nu Online)


Remaja Masjid dan Banser Gerokgak Nyalakan Semangat Sumpah Pemuda

Menurut Ketua Rismani Husni Mubarak, acara Penyabangan Bershalawat ini ditujukan salah satunya untuk menambah cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Ia mengajak para pemuda Indonesia pada umumnya untuk memelihara semangat religiusitas dan nasionalisme untuk membela agama dan negara.

Duta Islam Nusantara

Kami, kata Husni, para pemuda khususnya aktivis Rismani ikut andil dalam pembangunan renovasi Masjid Nurul Iman Gondol, Jumat (28/10).

Menurut H Mulyadi Putra, salah satu pengurus Masjid Nurul Iman Gondol, kegiatan semacam ini merupakan suatu hal yang sangat bagus dan positif untuk para pemuda dan para aktivis Rismani khususnya. Karena beberapa tahun ke depan para pemuda yang akan menjadi penerus pergerakan agama, bangsa, dan negara.

Duta Islam Nusantara

Mulyadi mengucapkan terima kasih kepada para aktivis Rismani yang terlibat aktif memikirkan pembangunan Masjid Nurul Iman Gondol. Ia juga berterima kasih kepada Banser Gerokgak yang berpartisipasi mengawal acara Penyabangan Bershalawat. (Red Alhafiz K)

Dari (Daerah) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/72559/remaja-masjid-dan-banser-gerokgak-nyalakan-semangat-sumpah-pemuda

Duta Islam Nusantara

Kamis, 11 Februari 2010

NU Jember Surati Jokowi Tuntut Bubarkan HTI

Duta Islam Nusantara - Pengurus Cabang NU Jember mengeluarkan tiga sikap resmi terkait kehadiran Hizbut Tahrir Indonesia, dalam diskusi mengenai HTI di Aula Universitas Islam Jember, Rabu (4/5/2016).

NU Jember Surati Jokowi Tuntut Bubarkan HTI - Duta Islam Nusantara
NU Jember Surati Jokowi Tuntut Bubarkan HTI - Duta Islam Nusantara


NU Jember Surati Jokowi Tuntut Bubarkan HTI

Dalam diskusi tersebut, pengurus NU dan seluruh badan otonom sepakat menilai kehadiran HTI sudah meresahkan, karena menolak Pancasila dan hendak mendirikan negara khilafah. Ratusan anggota Banser sempat berunjuk rasa menuntut pembubaran acara muktamar HTI di rumah makan New Sari Utama, Kabupaten Jember, Minggu (1/5/2016).

Pertama, PCNU Jember menolak HTI, karena menentang Pancasila dan NKRI. "Kedua, PCNU mendesak kepada Forum Komunikasi Pimpinan Daerah agar segera memastikan antisipasi gerakan serupa dengan mempertimbangkan keluarnya aturan bupati untuk melarang kegiatan HTI di Jember. Artinya, bupati kita desak untuk berkoordinasi dengan Forkopimda dan mengeluarkan keputusan itu," kata Ketua Pengurus Cabang NU Jember KH Abdullah Syamsul Arifin.

PCNU berharap bupati tak hanya mengeluarkan surat keputusan, tapi peraturan yang melarang kegiatan ormas yang berpotensi menimbulkan konflik horizontal di Jember. "Tanpa legal standing, bupati bisa dituntut oleh ormas yang punya legal standing yang diterima Menkumham," tambah Abdullah.

Ketiga, PCNU meminta kepada Pengurus Besar NU proaktif mengawal pembubaran ormas yang bertentangan dengan Pancasila dan NKRI. "Kami juga kirim surat langsung ke Presiden, Menkumham, Mendagri soal ini. Jadi kalau ke atas, kami mendesak pembubaran HTI. Kalau ke bawah, kami mendesak pelarangan (kegiatan HTI di Jember)," kata Abdullah.

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/05/nu-jember-surati-jokowi-tuntut-bubarkan-hti.html

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Duta Islam Nusantara sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Duta Islam Nusantara. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Duta Islam Nusantara dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock