Tampilkan postingan dengan label Aswaja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Aswaja. Tampilkan semua postingan

Minggu, 18 Mei 2014

Acara Berlangsung Lancar, LPJ PWNU Diterima

Jakarta, Duta Islam Nusantara. Konferensi Wilayah NU DKI Jakarta ke-19 telah resmi dibuka oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Jumat kemarin. Berbagai rangkaian acara telah berlangsung, mulai dari apresiasi seni mahasiswa STAINU Jakarta, Sidang Pleno Tata Tertib, sampai dengan Pleno Laporan Pertanggungjawaban PWNU DKI Jakarta masa bhakti 2011 s.d 2016, serta pandangan umum perwakilan PCNU se-DKI Jakarta. Secara umum, LPJ tersebut diterima.

Dihadapan peserta konferwil berasal dari utusan PCNU, MWCNU, badan otonom dan lembaga di lingkungan NU DKI Jakarta, LPJ dibacakan oleh H Tubagus Robby, Ketua Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta selama kurang lebih 45 menit.

Acara Berlangsung Lancar, LPJ PWNU Diterima (Sumber Gambar : Nu Online)
Acara Berlangsung Lancar, LPJ PWNU Diterima (Sumber Gambar : Nu Online)


Acara Berlangsung Lancar, LPJ PWNU Diterima

LPJ setebal 140 halaman berisi kerja yang dilakukan PWNU selama ini, mulai dari konsolidasi PCNU, MWCNU, banom, dan lembaga, penataan manajemen organisasi, kaderisasi, renovasi kesekretariatan, pemberdayaan ekonomi umat, pemberdayaan pengurus NU, sampai dengan program kepedulian sosial lainnya.

Penyampaian LPJ ditutup dengan evaluasi kerja dan tantangan yang dihadapi, diantaranya tantangan pendanaan, partisipasi pengurus yang pasang surut, serta kondisi sosial masyarakat Jakarta yang beragam, di mana NU DKI Jakarta berada di tengah pergerakan Islam transnasional.

Duta Islam Nusantara

Selanjutnya PCNU se-DKI Jakarta menyampaikan pandangan umum dan penilaian atas laporan tersebut. Pada prinsipnya mereka "menerima" LPJ PWNU priode 2011 - 2016. Tentu dengan berbagai pertimbangan dan catatan, diantaranya bagaimana NU DKI Jakarta harus mampu hadir menyapa dan melayani masyarakat Jakarta secara langsung, sebagaimana disampaikan salah satu PCNU dalam pandangannya. Red: Mukafi Niam

Duta Islam Nusantara

Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/66811/acara-berlangsung-lancar-lpj-pwnu-diterima-

Jumat, 12 April 2013

Darimanakah Datangnya Hoax?

Duta Islam Nusantara - Hoax, yang seharusnya dibaca hōks, tapi kita di sini lebih senang membacanya seperti orang ingin muntah (howaks), berarti "memperdayai" atau "mengelabui". Tapi, hoax sekarang ini disamakan dengan "berita yang membohongi".

Darimanakah Datangnya Hoax? - Duta Islam Nusantara
Darimanakah Datangnya Hoax? - Duta Islam Nusantara


Darimanakah Datangnya Hoax?

Laporan Majalah Tempo (2 Januari 2017) membedakan hoax (berita palsu) dari fake news (berita rekayasa). Secara sangat ringkas, hoax masih menampilkan fakta tapi dilebih-lebihkan atau dipelintir untuk mendukung isu yang sedang aktual diperbincangkan. Fake news tidak merujuk fakta apa pun. Atau, kalau itu berupa foto adalah hasil penyuntingan. (Contoh: Tifatul Sembiring Ngapain Ikut Sebar Hoax)

Tujuan hoax dan fake news serupa belaka: membohongi orang lain dengan merekayasa fakta yang ada menjadi sangat provokatif atau menampilkan "fakta" dari praktik-prakti ilusif. Misalnya, tenaga kerja asing yang berasal dari Cina secara faktual berjumlah puluhan ribu. Oleh pembuat hoax digelembungkan menjadi dua puluhan juta. Tujuannya adalah menciptakan kekisruhan dan memompa semangat kebencian terhadap etnis Tionghoa.

Dalam jurnalisme tabloid yang menyukai kehebohan itu, hoax diarahkan ke dalam mantra: if it bleeds, it leads. Jika informasi yang dipelintir itu menciptakan pertikaian yang sungguh brutal, maka semakin pula layak dirayakan penuh kehebohan.

Hoax, sebenarnya, tidak muncul pada era digital ini . Secara etimologis (awal mula), kata ini diketahui telah ada sekitar 1796 untuk merujuk kata hocus. Kata itu, demikian Robert Nares (1753-1829) menjelaskan, merupakan ringkasan dari kata hocus pocus: sebuah jargon yang dipakai oleh pesulap yang berlagak. Hocus sendiri bermakna sebagai menipu atau mengibuli.

Jadi, hoax, hocus, juga hocus pocus di era internet ini merupakan hasil permainan yang menjadikan khalayak tersihir oleh muslihat hebat para pesulap informasi. Aksi tipu-tipu itu menjadikan orang banyak terkesima dan terpana. Tapi, ekspresi selanjutnya bukanlah wajah-wajah yang menghadirkan kekaguman, melainkan silang sengketa yang menggelontorkan perbantahan dan bahkan perkelahian.

Dari manakah datangnya hoax? Memang sulap dan memang sihir: dari "sulap fakta" turun ke "gelap mata". Begitulah. [Duta Islam Nusantara]

Dari : http://www.dutaislam.com/2017/01/darimanakah-datangnya-hoax.html

Rabu, 11 Januari 2012

Cerita Quran: Balam bin Baura, Intelektual Otak Setan

Duta Islam Nusantara - Sudahkah sampai kepada Anda cerita tentang Bal’am bin Ba’ura? Jika belum, perkenankanlah saya menceritakannya kepada Anda sebagaimana Al-Quran menyuruhnya.

“Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah kami berikan kepadanya ayat-ayat kami (pengetahuan tentang isi al-Kitab), kemudian dia melepaskan diri daripada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syathon (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.” (QS Al-A'raf: 175).

Cerita Quran: Balam bin Baura, Intelektual Otak Setan - Duta Islam Nusantara
Cerita Quran: Balam bin Baura, Intelektual Otak Setan - Duta Islam Nusantara


Cerita Quran: Balam bin Baura, Intelektual Otak Setan

Sahabat, ada ratusan kisah dalam Al-Quran, tapi –sependek penelurusan saya- hanya ada enam kisah yang mengadung redaksi perintah kepada Nabi SAW untuk menceritakannya. Empat menggunakan kata “utlu ‘alaihim” (bacakanlah kepada mereka), dan dua lagi dengan “nabbi’hum” (beritakanlah kepada mereka). Ada satu lagi kata “faqshushil qashash” (ceritakan kisah ini), tapi masuk dalam salah satu dari enam kisah di atas.

Apa gerangan yang membuat kisah-tersebut ini harus diceritakan; dibacakan? Tentu karena pentingnya kandungan cerita itu. Saking pentingnya, tidak cukup kita sendiri yang tahu. Kita harus memberi tahukan kepada yang lain. Dan kisah tentang Bal’am bin Ba’ura ini adalah salah satu dari enam kisah itu. Bahkan perintah untuk menceritakannya diulang dua kali: di awal cerita dan di akhir cerita. “Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (QS Al-A'raf: 176).

Duta Islam Nusantara

Bal’am bin Ba’ura adalah seorang cendeiawan Bani Israel. Lidahnya fasih membaca ayat-ayat Allah. Pemahaman dan pengetahuannya luar bisa hebatnya. Dia diberi keistimewaan tahu Nama Allah Yang Teragung (Ismullah Al-A’zam), sehingga dengan itu setiap doanya dapat membuka pintu-pintu langit dan menggetarkan tiang-tiang Ars. Saking luas ilmu Bal’am, tidak ada gelar akademik yang layak disematkan kepadanya. Yang mengalahkan kepakaran Bal’am hanyalah gurunya, Nabi Musa AS.

Tapi ilmu saja tidak cukup. Ilmu tanpa iman seperti pisau di tangan penjahat. Bal’am terpedaya oleh kilauan nafsu dunia. Ilmunya tidak membawanya menjadi orang mulia, tapi justru membawanya ke jurang kenistaan dan kehinaan. Padahal kalau mau, dengan ilmu itu dia bisa mendapat derajat yang tinggi di sisi Allah dan pandangan manusia.

Duta Islam Nusantara

“Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat) nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menuruti hawa nafsunya yang rendah.”

Anda tahu digunakan untuk apa kelebihan yang diberikan Allah kepada Bal’am? Bukan untuk menolong agamanya, tapi untuk menolong musuh menghancurkan agama Musa a.s, yang juga agamanya. Lidah yang fasih menyitir dalil-dalil itu digunakan untuk mendukung musuh Allah dan mendoakan keburukan bagi Musa AS dan kaumnya.

Ceritanya, Bal’am suatu hari diutus oleh Nabi Musa untuk berdakwah kepada Kaum Kan’an, penduduk asli Palestina zaman dahulu. Saat berdakwah itu, Bal’am dibujuk-rayu dengan kemewahan-kemewahan dunia oleh para penguasa Kan’an.

“Wahai Bal’am, untuk apa kamu berdakwah? Sinilah ikut kami. Kami punya banyak harta. Akan kami berikan harta-harta itu kepadamu jika kamu meninggalkan perintah Musa. Bergabunglah kepada kami untuk melawan Musa.”

Bal’am takluk dengan tawaran itu. Senjata Ismullah Al-A’dzam yang dia miliki berbalik dia gunakan untuk mendoakan keburukan bagi Nabi Musa dan kaumnya. “Kamu kan punya doa yang terkabul, Bal’am. Doakanlah untuk keburukan Musa agar tidak dapat merangsek ke bumi Palestina.”

Bal’am menyanggupi, tapi Allah tidak tinggal diam. Allah tidak menarik keterkabulan doa Bal’am, tapi menjadikan setiap doa keburukan yang diucapkan Bal’am berubah menjadi kebaikan. Dalam hati, Bal’am ingin mendoakan keburukan bagi Musa AS, tapi kalimat-kalimat yang keluar dari lidahnya justru doa-doa kebaikan untuk Musa AS. Allah SWT mengendalikan lidah Bal’am tanpa bisa dia lawan. Selalu saja ketika ingin berdoa keburukan, yang keluar dari mulutnya justru kebaikan.

Tapi Bal’am adalah intelektual licik. Kepandaiannya digunakan untuk mencari cara lain agar bisa menghancurkan Bani Israil dan Musa AS. Dan keluarlah satu ide dari pikirannya.

“Godalah Bani Israel dengan sesuatu yang haram. Jerumuskan mereka ke dalamnya. Jika Bani Israel melanggar perkara-perkara haram, maka Allah akan menghancurkan mereka, dan kalian tidak perlu memeranginya.”

“Tapi bagaimana caranya?” tanya para pembesar Kan’an.

“Kebanyakan Bani Israil sekarang adalah para pelarian yang tidak punya istri. Godalah mereka dengan perempuan. Keluarkanlah perempuan-perempuan kalian dan dandani mereka dengan dandanan yang menggairahkan. Bawa mereka ke perkampungan Bani Israil untuk merayu para lelaki di sana.”

Benar saja, berhasillah tipu muslihat Bal’am. Tak lama setelah wanita-wanita Kan'an dikeluarkan, seorang pembesar Bani Israel –dengan menggandeng seorang wanita- datang kepada Nabi Musa.

“Wahai Musa, kamu pasti akan bilang bahwa wanita ini haram untukku kan?”

“Betul. Memang begitu adanya.”

“Iya, saya tahu. Tapi saya tidak peduli dengan itu.”

Ya Allah………. Lihat sebegitu besar fitnah seorang Bal’am bagi Bani Israil. Satu orang terkorban, yang lainnya pun ikut-ikutan. Tersebarlah praktik zina yang diharamkan itu di tubuh Bani Israil. Allah SWT pun murka, lalu menurunkan penyakit thaun (semacam virus yang menular) yang membunuh 70 ribu Bani Israil dalam seketika.

****

Ya, itulah Bal’am, cendekiawan berotak brilian tapi berhati setan. Ilmu agamanya terpedaya oleh kilauan dunia. Lisan yang fasih menyitir dalil-dalil itu digunakan untuk menghancurkan Nabi Musa dan kaumnya. Anda tahu bagaimana Allah memberi permisalan untuk Bal’am? “Maka perumpamaannya seperti anjing” (QS Al-A’raf: 176).

Anda tahu anjing? Anjing adalah seburuk-buruk permisalan. Siapapun orang di dunia ini, tidak akan pernah rela diserupakan dengan anjing. Ada banyak sekali permisalan dalam Al-Quran, tapi yang paling buruk adalah permisalan untuk si Bal’am ini. Ada perumpumaan untuk orang-orang kafir dengan keledai, laba-laba, batu licin, dan lain sebagainya. Tapi yang paling buruk dari semua itu adalah untuk Bal’am ini, dengan anjing.

Bukan hanya menyerupakannya dengan anjing, Allah tambah lagi perumpanan itu dengan gambaran yang sangat menghinakan. “Jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya , dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga).”

Ibnu Juraij, At-Tirmidzi dan Hakim dalam menafsirkan juluran lidah anjing ini berkata: “Anjing itu tidak punya hati (perasaan), hatinya terputus. Kamu halau ataupun kamu tinggalkan, ia akan tetap menjulurkan lidah.

Al-Qurthubi dalam mengomentari ayat ini berkata: “Permisalan ini, bagi banyak pendapat ulama, berlaku siapa saja yang diberi pengetahuan tentang Al-Qur'an tapi tidak mengamalkannya. Sebagian lain bilang, permisalan ini adalah untuk orang-orang munafik. Pendapat lain mengatakan ini adalah permisalan buat orang yang menerima rasuah dunia dalam masalah agama, sehingga dia terlepas dari ayat-ayat Tuhannya.” [Duta Islam Nusantara]

Ditulis oleh Jauhar Ridloni Marzuq

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/10/cerita-quran-balam-bin-baura-intelektual-otak-setan.html

Minggu, 10 Januari 2010

NU supports Ahok as governor of Jakarta

Jakarta, Duta Islam Nusantara. Nahdlatul Ulama, the Indonesias largest Muslim organization, has supported the appointment of acting Jakarta governor Basuki Tjahaja Purnama or Ahok as the governor of Jakarta.

General chairman of the Nahdliyin-based organization, KH Said Aqil Siroj made the remarks on the sidelines of the launch of a national jamboree of Maarif NU scouts on Friday.

NU supports Ahok as governor of Jakarta (Sumber Gambar : Nu Online)
NU supports Ahok as governor of Jakarta (Sumber Gambar : Nu Online)


NU supports Ahok as governor of Jakarta

"Ahok had been elected by the people of DKI (Jakarta special region) and so he must be supported and respected," he said, adding that Ahok should soften his words and tones if he was officially inaugurated as governor of Jakarta.

Duta Islam Nusantara

"I advise him to change his attitude and the way he speaks. There are a lot of clerics, habibs (Prophet Muhammads descents), and Islamic boarding schools that deserve respect," he said.

On a separate occasion, the general chairman of the executive board of Pagar Nusa, which is the NUs martial art organization, Aizuddin Abdurrahman, has urged Ahok to change his behavior. Abdurrahman said Ahoks behavior so far did not reflect that of a leaders.

Duta Islam Nusantara

"A leader must be able to spread peaceful and protecting atmosphere. He must not cause restlessness or division among the people," said the grandson of late KH Hasyim Asyari, founder of the NU, one of the largest Islamic organizations in Indonesia.

Abdurrahman, meanwhile, also reminded the Islam Defenders Front (FPI), which is engaged in a conflict with Ahok, to also reform itself if it did not want to be dissolved. The FPI, he observed, must change its propagation method and shun violence that has damaged even the reputation of Islam.

"The FPI must set the right example of how to conduct Islamic propagation. If it fails to do so, it will spoil the future generations," he added.

Editing by Sudarto Murtaufiq

Dari (National) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/55752/nu-supports-ahok-as-governor-of-jakarta

Duta Islam Nusantara

Senin, 28 November 2005

Kiai Asad di Mata Mahbub Djunaidi

Penulis kesohor kelahiran Jakarta, H Mahbub Djunaidi (1933-1995) memiliki kedekatan khusus dengan KHR Asad Syamsul Arifin. Dan sepertinya ada ketaatan yang khusus pula dari Mahbub kepadanya.

Dalam sebuah tulisannya di tahun 1985, karena ditelepon Kiai Asad untuk menghadap ke Situbondo, Mahbub mengupayakan datang. Padahal dalam tulisan itu, ia yang telah hijrah dari Jakarta ke Bandung, mengaku ngantuk. Dan Situbondo bukanlah kota yang dekat. Dari Surabaya saja mesti naik bus menempuh perjalanan 200 km.

Kiai Asad di Mata Mahbub Djunaidi (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Asad di Mata Mahbub Djunaidi (Sumber Gambar : Nu Online)


Kiai Asad di Mata Mahbub Djunaidi

Buat orang Bandung seperti saya, kota Situbondo itu jauhnya bukan alang-kepalang. Membayangkannya saja sudah ngos-ngosan, katanya pada koran Eksponen 7 April 1985 yang berjudul Lagi-lagi Situbondo.

Penulis novel Dari Hari ke Hari dan Angin Musim ini, dalam tulisan lain mengungkap sosok Mustasyar Aam PBNU tersebut:

Duta Islam Nusantara

Duta Islam Nusantara

Kepada saya, sang kiai ngobrol penuh jenaka tentang romantika masa mudanya. Kepada saya, kiai bicara perihal keadaan negara dan pikiran pemecahan masalah tingkat tinggi. Kepada saya, kiai mempersoalkan apa yang pernah ditulis Suzanne Keller dalam dia punya Beyond the Rulling Class-nya: pengelompokan elite golongan atas dengan segala akibatnya. Kepada saya, kiai menandaskan keblingeran Ayatullah Khomeini.

Ungkapan Mahbub tersebut, menunjukkan horizon ilmu pengetahuan Kiai Asad tidak hanya kitab kuning mellul, melainkan juga ilmu umum. Kiai Asad mampu mengkritik tokoh-tokoh dunia waktu itu.

Lanjutan tulisan tersebut, dengan menunjukkan kehebatan Kiai Asad, sekaligus mengkritik Sutan Takdir Alisyahbana (STA). Seperti diketahui, STA menolak fondasi pendidikan nasional berdasrakan dari pesantren, tapi seharusnya dari Barat. Pendapat STA berlawanan dengan tokoh-tokoh senior seperti Soetomo, Tjindarbumi, Adinegoro, Sanusi Pane, dan Ki Hajar Dewantara. Silang pendapat mereka diabadikan dalam Polemik Kebudayaan yang didokumentasikan Achdiat Kartamihardja.

Di sisi lain, tulisan Mahbub yang dimuat Tempo, 27 Februari 1982 ketika Orde Baru sedang giat-giatnya menganggap agama sebagai residu. Agama dalam hal ini, adalah kalangan Nahdliyin (pesantren). Kalangan penghambat dan beban pembangunan.

Dengan tulisan itu pula, Mahbub sepertinya ingin menunjukkan kepada Orba bahwa kalangan pesantren itu pemahamannya tidak bisa dikatakan penghambat pembangunan. Lihatlah Kiai Asad dengan pemikirannya. Mahbub menunjukkan bukti tersebut:

Dan kepada saya, Kiai Asad Syamsul Arifin dari Situbondo ini memikirkan cara bagaimana menerapkan teknologi madya kaum nelayan sepanjang lor Jawa dan seantero Madura dengan pulau-pulau yang tak sanggup saya hafal namanya. Jika ada waktu luang, baik juga Prof. Sutan Takdir Alisyahbana bertukar pandangan dengan beliau seraya santap capcay di rumah makan turis Pasirputih, ujar Mahbub pada tulisan Di Suatu Masa, Sebuah Persoalan tersebut.

Hubungan Kiai Asad dan Mahbub Djunaidi diakui Isfandiari, anak bungsu Mahbub. Kepada sebuah media online, Isfan menyampaikan kesaksian persentuhan ayahnya dengan kiai tersebut.

Paling teringat saat bertemu kali pertama dengan Kiai Asad Syamsul Arifin di Situbondo, kiai kharismatik yang berselera humor tinggi, juga toleran. Ia pernah mengajak saya ke gubuknya di sudut pesantren yang saat itu sudah megah. Kediamannya hanya terdiri atas dipan dan perabot seadanya. Sangat sederhana. Saat itu saya saksi hidup persahabatan ayahnya dengan Kiai Asad, katanya. (Abdullah Alawi)

Dari (Fragmen) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/72828/kiai-asad-di-mata-mahbub-djunaidi-

Duta Islam Nusantara

Selasa, 21 Juni 2005

Ada Ajaran HTI di Soal Ujian Akhir Semester MAN?

Jakarta, Duta Islam Nusantara. Sebuah foto soal ujian akhir semester ganjil Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cilegon beredar di media sosial, Kamis (3/12). Daftar pertanyaan dan pilihan jawaban dalam lembar soal terbitan Kementerian Agama melalui Kelompok Kerja Madrasah Aliyah (KKMA) ini mengejutkan sejumlah pihak lantaran dinilai mengarah pada ajaran Hizbut Tahrir Indonesa (HTI).

Kepala lembar soal itu menunjukkan bahwa soal merupakan bagian dari ujian mata pelajaran fiqih, diperuntukkan bagi kelas XII IPA/IPS, dan dilaksanakan mulai pukul 07.15 WIB sampai 08.45 WIB pada Kamis, 3 Desember 2015.

Abdulloh Hamid salah seorang yang menemukan foto lembar soal ujian untuk tahun ajaran 2015/2016 itu mengaku kaget. Menurutnya, keanehan tak hanya ada pada materi seputar khilafah dan khalifah, melainkan pula pada cara memaparkan butir pertanyaan dengan tema serupa secara berturut-turut hingga memenuhi satu halaman soal.

Ada Ajaran HTI di Soal Ujian Akhir Semester MAN? (Sumber Gambar : Nu Online)
Ada Ajaran HTI di Soal Ujian Akhir Semester MAN? (Sumber Gambar : Nu Online)


Ada Ajaran HTI di Soal Ujian Akhir Semester MAN?

Ajaran HTI yang dikenal menolak Pancasila dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia dinilai telah masuk dalam ajaran sekolah. Enggak bener ini, kata salah seorang pengurus Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) PBNU sembari menunjukkan gambar selembar foto kertas ujian tersebut kepada Duta Islam Nusantara, Kamis (3/12) malam.

Berikut kutipan selengkapnya teks soal yang kontroversial yang terpampang dalam selembar kertas itu:

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!

Duta Islam Nusantara

1. Secara etimologi kata khilafah berarti pengganti, sedangkan menurut istilah adalah...

Struktur pemerintahan yang pelaksanaannya diatur berdasarkan UUD 1945Struktur pemerintahan yang pelaksanaannya diatur berdasarkan syariat IslamStruktur pemerintahan yang pelaksanaannya diatur berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa Struktur pemerintahan yang pelaksanaannya diatur berdasarkan kekuasaan pemerintahStruktur pemerintahan yang pelaksanaannya diatur berdasarkan keadilan dan musyawarah

Duta Islam Nusantara

2. Salah satu dalil yang berhubungan dengan tujuan khilafah adalah...

QS. Saba: 15 QS. An-Nisa: 59AQ. Al-Imran: 103QS. Qaaf: 43QS. Asy-Syuara: 38

3. Perhatikan pernyataan di bawah ini!

Taat kepada Allah dan Rasul-NyaMemiliki kecerdasan akal fikiran serta berpengetahuan yang luasTerciptanya suasana beragama dalam berbagai aspek kehidupan ummatTerwujudnya kehidupan masyarakat yang adil, makmur dan sentosaMewujudkan dasar-dasar khilafah dalam seluruh aspek kehidupan ummat IslamDari pernyataan di atas yang termasuk tujuan khilafah adalah....Dari pernyataan di atas yang termasuk tujuan khilafah adalah....

1-2-3 2-3-43-4-51-3-52-4-5

4. Kriteria yang wajib dimiliki oleh seorang khalifah, kecuali...

Memiliki kekuasaan mutlak Memiliki kecerdasan akal fikiran Taat kepada Allah SWT dan Rasul-NyaBerakhlak muliaMerupakan pilihan rakyat

5. Perbedaan khilafah dan khalifah adalah...

Khilafah adalah orang yang memimpin, sedangkan khalifah adalah pemerintahannyaKhilafah adalah pemerintahannya, sedangkan khilifah adalah orang yang memimpinKhilafah adalah bentuk pemerintahan yang ilegal, sedang khalifah adalah pemerintahan yang sah

(Red: Mahbib)

Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/64054/ada-ajaran-hti-di-soal-ujian-akhir-semester-man

Duta Islam Nusantara

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Duta Islam Nusantara sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Duta Islam Nusantara. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Duta Islam Nusantara dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock