Tampilkan postingan dengan label Budaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Budaya. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 18 Februari 2017

Kivlan Zen Dimanfaatkan Untuk Skenario Kerusuhan Indonesia?

Duta Islam Nusantara - Isu kebangkitan komunisme atau PKI kembali menghangat usai diadakan simposium nasional yang membahas tragedi kemanusiaan 1965. Pihak-pihak yang diduga terlibat dalam tragedi kemanusiaan 1965 dan sesudahnya segera melakukan reaksi dengan menggelar simposiun tandingan. Kegiatan simposium tandingan ini diselenggarakan Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD) dan sejumlah ormas radikal yang mengaku menjunjung tinggi Pancasila.

Kivlan Zen Dimanfaatkan Untuk Skenario Kerusuhan Indonesia?
Kivlan Zen Dimanfaatkan Untuk Skenario Kerusuhan Indonesia?


Pancasila dipersepsikan sebagai ideologi negara yang terancam keberadaannya oleh ideologi komunis atau PKI. Kebangkitan komunisme dan PKI merupakan lagu lama yang senantiasa akan diputar ulang oleh pihak-pihak yang berkepentingan menyembunyikan fakta-fakta kekejaman dan tragedi kemanusiaan yang terjadi pada 1965-1966.

Padahal, pemerintah Jokowi memiliki maksud dan tujuan agar bangsa Indonesia tidak terus dibebani masalah di masa lalu, menyangkut terjadinya pelanggaran hak asasi manusia pada 1965-1966. Para jenderal-jenderal purnawirawan Angkatan Darat seharusnya membantu memulihkan nama baik Indonesia sebagai bangsa yang beradab dan menghormati nilai-nilai kemanusiaan.

Penyelesaian tragedi kemanusiaan 1965-1966 demi kebaikan bangsa dan negara amat penting di mata masyarakat internasional supaya Indonesia tidak dituduh sebagai bangsa tak beradab karena menutup-nutupi pembantaian massal.

Para purnawirawan TNI AD dan ormas-ormas radikal ini seharusnya sadar akan perkembangan globalisasi, ilmu pengetahuan, teknologi informasi serta komunikasi. Di dunia ini sudah tidak ada tempat bersembunyi bahkan untuk menghapus jejak hitam di masa lalu. Kondisi saat ini bukan seperti era Perang Dingin dimana berbagai kejahatan kemanusiaan bisa ditutup-tutupi.

Sebagai contoh, Kekalifahan Turki Ottoman yang melakukan pembantain massal pada rakyat Armenia pada 1915 dimana korban tewas mencapai sekitar 1,5 juta. Jerman, Perancis, Rusia dan Brasil merupakan negara-negara yang mengakui secara resmi terjadinya pembantaian massal Turki kepada rakyat sipil Armenia. Meskipun kejadiannya seabad yang lalu, pemerintah Turki tidak bisa lari kemana-mana atas tuduhan ini.

Demikian juga Amerika Serikat (AS), keterlibatan Badan Intelejen Amerika Serikat CIA dalam pembunuhan massal di Amerika Latin seperti Guatemala pada 1954 menewaskan 200.000 orang dan di Haiti pada 1959 yang menewaskan sekitar 100.000 orang. Pembunuhan massal itu dilakukan CIA dengan cara memperalat dan mendanai kelompok militer yang dipimpin diktaktor yang didukung AS. Operasi rahasia ini bertujuan menumpas orang-orang komunis di Guatemala dan Haiti.

Apa yang terjadi di Guatemala dan Haiti itu mirip yang terjadi di Indonesia dimana TNI AD dijadikan alat AS untuk membunuh orang-orang yang dituding PKI atau pengikut Soekarno. CIA, Kedubes AS dan oknum-oknum militer menyusun skenario kudeta dengan cara mengkambinghitamkan PKI dan para pendukung Soekarno. Lalu setelah PKI dilumpuhkan maka dibentuk rezim militer Orde Baru Soeharto yang kemudian didukung penuh oleh AS.

Skenario Amerika Isu komunisme atau PKI akan selalu digunakan AS dan militer untuk menggulingkan kekuasaan pemerintah yang dipilih secara demokratis. Indonesia yang memilih Jokowi sebagai presiden secara demokratis juga tidak luput dari ancaman skenario ini. AS akan menyiapkan skenario penggulingan kekuasaan baik dengan cara memicu kekerasan berdarah dan “kudeta konstitusional”.

Di Indonesia, kedua praktik penggulingan kekuasaan ini sudah pernah dilakukan. Pada masa Soekarno dilakukan kudeta merangkak yang dipimpin Soeharto dengan membunuh 600 ribu hingga 3 juta orang. Sementara pada masa Gus Dur dilakukan kudeta konstitusional dengan cara pemakzulan Gus Dur oleh Amien Rais, Akbar Tanjung dan sejumlah jenderal TNI AD. AS mendalangi dua kudeta di Indonesia karena kedua pemimpin ini tidak mau tunduk dan ingin mewujudkan kemandirian bangsa.

Pemerintah Jokowi juga harus berhati-hati dengan skenario kudeta ataupun tindak kekacauan yang dirancang oleh Amerika Serikat selaku “The Invisible Hand”. Jokowi telah mendekati China dan Rusia agar berinvestasi di Indonesia. Kunjungan Jokowi ke Rusia dan penyelenggaraan pertemuan tingkat tinggi ASEAN-Rusia menunjukkan Indonesia tidak ingin didikte oleh AS selaku superpower.

Selain itu, kesepakatan antara Indonesia-Rusia atas jual beli alutsista seperti pesawat tempur Sukhoi-35 dan kapal perang akan membuat marah AS. Jokowi juga ingin menggandeng perusahaan BUMN Rusia Rosneft dan Rusal agar Indonesia bisa membuka kilang minyak baru dan tidak sekedar mengekspor bahan mentah bouksit. AS berkepentingan Indonesia hanya menjadi eksportir bahan mentah sehingga tetap bisa didikte dan diatur-atur.

Jika Indonesia bisa membangun banyak kilang minyak baru dan mampu mengekspor barang jadi maka perekonomian Indonesia lebih mandiri sehingga Indonesia tidak mudah didikte oleh negara manapun. Indonesia juga mengundang investor China dan Rusia agar tidak hanya tergantung dengan negara-negara Barat saja.

Kekacauan AS tampaknya akan berupaya memicu konflik SARA ataupun menjadikan komunisme sebagai kambing hitam jika Indonesia ingin mewujudkan kemandirian ekonomi dan enggan didikte. Dari zaman Soekarno hingga era reformasi polanya tidak berubah, yakni memicu ketegangan agama dan rasial. Ekskalasi ketegangan diciptakan untuk mempertajam konflik, setelah memanas dicari momentum yang tepat untuk memicu konflik berdarah.

Momentum hari besar agama atau hari-hari yang dinilai memiliki makna historis bagi bangsa Indonesia akan dijadikan waktu yang teat membuat chaos atau kekacauan di masyarakat. Isu SARA adalah bensin paling ampuh untuk membakar kemarahan dan amuk massa. Ini semua dilakukan agar Indonesia tidak pernah berkembang menjadi negara yang kuat dan bersatu padu.

Sepak terjang mantan Jenderal TNI AD Kivlan Zen yang terus menerus memprovokasi kebencian pada PKI menjadi indikasi bahwa skenario ini mungkin sedang dijalankan. Kivlan adalah seorang jenderal purnawirawan TNI AD ang pernah mengenyam pendidikan/pelatihan di Advance Georgia, AS (1982). Ia bertindak sebagai corong atau melakukan propaganda dengan tujuan mempertajam konflik di masyarakat lewat pernyataan-pernyataan kontroversial tentang PKI.

Ia mengatakan PKI telah berdiri dan beranggotakan 15 juta orang yang dipimpin Wahyu Setiaji. Rumor atau isu seperti ini sengaja ditebarkan untuk mendidihkan kemarahan masyarakat. Tujuan akhirnya adalah memicu konflik dan kekacauan di masyarakat.

Maka bukanlah suatu kebetulan jika Kivlan Zen berpidato menggebu-gebu di pertemuan Umat Islam Solo untuk menentang ancaman bahaya komunisme beberapa hari yang lalu. Pidato di Solo ini bernuansa politis karena ingin menyampaikan pesan bahwa Solo dulunya merupakan markas PKI. Panggung yang digelar untuk rapat akbar ini di depan gereja dan saat ini Solo juga dipimpin seorang walikota non-muslim menunjukkan Kivlan ingin memicu konflik SARA.

Kivlan Zen akan terus berupaya memprovokasi dan mengadu domba kelompok-kelompok masyarakat dengan tujuan akhir ingin menciptakan konflik dan memecah belah masyarakat. Isu SARA dan komunisme merupakan bensin yang siap disulut di tengah-tengah masyarakat. Jika terjadi kerusuhan maka PKI atau komunis akan kembali dijadikan kambing hitam.

Belajar dari pengalaman sejarah, maka kelompok-kelompok ormas agama radikal dan ormas dengan kelakuan preman akan menjadi pelaksana atau pemicu terjadinya kerusuhan SARA atau komunisme. Misalnya dengan melakukan pembakaran dan perusakan rumah tempat ibadah. Oknum-oknum militer fasis ini akan bermain mata dengan ormas-ormas radikal melakukan propaganda dan penghasutan untuk memanaskan suasana.

Hal-hal seperti inilah yang harus segera diantisipasi baik oleh masyarakat itu sendiri ataupun para penegak hukum. Indonesia yang demokratis harus diselamatkan dari para pengacau ini dan begitu pecah konflik bernuansa SARA, kita semua tahu siapa-siapa saja pihak yang sebenarnya sedang bermain. Kewaspadaan masyarakat perlu ditingkatkan agar tidak mudah diprovokasi melakukan kekacauan dan melakukan amuk massa.

Skenario membentuk kelompok-kelompok ormas radikal dan mazab keagamaan dengan penafsiran yang keras, puritan dan literal dipahami dalam persepektif seperti ini. Ini merupakan agenda global untuk menciptakan konflik. Salah satu tujuannya supaya Indonesia tidak stabil dan mudah terpecah belah.

AS telah memainkan skenario seperti ini sejak era Soekarno hingga sekarang. Ormas kegamaan radikal, ormas yang bertindak seperti preman dan oknum-onum militer akan bahu-membahu dalam mensukseskan skenario yang dimainkan AS untuk memecah belah Indonesia. AS berkepentingan Indonesia tetap menjadi negara yang bisa didikte dan diatur-atur sesuai dengan kepentingan nasionalnya, jika berusaha menjadi negara yang mandiri maka pemimpinnya akan digulingkan dengan segala cara.

Skenario ini juga sedang dimainkan pemerintah AS di Amerika Latin yakni memicu kekacauan di Venezuela dan mendukung kudeta konstitusional di Brasil. Baik Presiden Brasil Dilma Rousseff maupun Presiden Venezuela Nicolas Maduro ingin mewujudkan kemandirian bangsa dan tidak ingin negaranya melayani kepentingan perusahaan-perusahaan multinasional atau korporasi AS. [Duta Islam Nusantara/ ls] 

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/06/kivlan-zen-dimanfaatkan-untuk-skenario-kerusuhan-indonesia.html

Makin Dibenci, Habib Rizieq Lagi-Lagi Ditolak Hadir di Tanah NTB (Lombok)

Duta Islam Nusantara - Rencana kedatangan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali mendapat penolakan. Penolakan disuarakan sejumlah elemen massa yang tergabung dalam Aliansi Kebangsaan.

Makin Dibenci, Habib Rizieq Lagi-Lagi Ditolak Hadir di Tanah NTB (Lombok)
Makin Dibenci, Habib Rizieq Lagi-Lagi Ditolak Hadir di Tanah NTB (Lombok)


Aksi penolakan ini diikuti ribuan massa yang dikoordinir Suhaimi bersama dengan Abdul Majid. Massa Aliansi Kebangsaan menggelar aksinya dengan mendatangi Mapolda NTB di jalan Langko dan mengakhiri aksinya di simpang empat jalan Udayana-Airlangga Mataram.

Dalam tuntutannya, Aliansi Kebangsaan meminta kepada Kapolri melalui Kapolda Nusa Tenggara Barat untuk menolak kedatangan Rizieq Shihab di bumi Nusa Tenggara Barat, karena dianggap banyak melakukan provokasi terhadap rakyat.

Selain itu massa juga meminta agar Polri dengan profesionalisme segera menuntaskan kasus-kasus yang dilakukan Rizieq Shihab. Massa juga menyampaikan agar negara segera hadir untuk membubarkan organisasi FPI.

Dalam orasinya juga ditegaskan Korlap Aksi Suhaimi, bahwa Aliansi Kebangsaan bukan menolak kedatangan orang untuk melakukan dakwah, namun yang ditolak adalah Rizieq Shihab. "Kita bukan menolak dakwah dan ulama namun menolak Rizik Shihab," ucapnya, Kamis (26/01/2017).

Penolakan itu juga ditegaskan karena pihak Polda NTB telah menerbitkan ijinnya. Massa menegaskan agar meninjua kembali dan bila perlu ijin dicabut.

Kedatangan ribuan massa Aliansi Kebangsaan itu ke Polda NTB juga dietgaskan, untuk memberikan pernyataan sikap dan tuntutan. "Sudah jelas NTB cinta damai dan adem, dan kita sudah nyaman hidup di NTB," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut massa juga menyerahkan tuntutan kepada pihak perwakilan Kapolda NTB yang sempat menemui massa aksi. [Duta Islam Nusantara]

Dari : http://www.dutaislam.com/2017/01/makin-dibenci-habib-rizieq-lagi-lagi-ditolak-hadir-di-tanah-ntb-lombok.html

Ini Bapak Kitab Kuning di Nusantara

Duta Islam Nusantara - Berbicara tentang pesantren di Indonesia, tentu daerah Jawa Timur saat ini akan lebih dominan dari segi kultur dan pengaruhnya. Namun tahukah anda? Bahwa ternyata standarisasi pemikiran keilmuan pesantren di Indonesia berasal dari seorang Jawa Barat (Sunda).

Ini Bapak Kitab Kuning di Nusantara
Ini Bapak Kitab Kuning di Nusantara


Adalah Syaikh Nawawi al-Bantani. Seorang yang digelari Bapak Kitab Kuning Nusantara itu adalah orang Banten. Orang yang lahir di tatar Sunda. Bahkan, salah satu gurunya yang beberapa kali ia sebut dalam beberapa karyanya adalah orang Purwakarta, beliau adalah Syaikh Yusuf As-Sumbalaweni.

Karya-karya Syaikh Nawawi hingga saat ini masih menjadi bacaan standar di hampir seluruh pesantren di Nusantara. Diantaranya:

Syarh Safinatun Naja

Tijan

Sulamunajat

Nihayatu Zain

Uqudul Lujain

Syarh Riyadul Badiah

Maroqil Ubudiyah

Qomi Thugyan

Qothrul Ghaits

Nurudzholam

Tanqihul Qaul

Madarijus suud

Tafsir almunir

Dan lain-lain.

Syaikh Nawawi al-Bantani dikuburkan di Ma'la Mekah. Sebab sewaktu muda beliau pindah ke Mekkah. Beliau pernah diangkat menjadi Imam Masjidil Haram serta mengajar disana. Keilmuannya sangat luas dan terkenal ke seluruh dunia.

Diantara murid Syaikh Nawawi al-Bantani adalah Syaikona Kholil Bangkalan, K.H. Hasyim Asy'ari, dan Mama Tubagus Bakri Sempur. [Duta Islam Nusantara]

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/08/ini-bapak-kitab-kuning-di-nusantara.html

Sabtu, 28 Mei 2016

Hukum Daging yang Langsung Dimasak Tanpa Dibersihkan

Duta Islam Nusantara - Konon, daging hewan setelah disembelih lalu dimasak, akan lebih enak jika tanpa dibasuh dengan air. Karena ada beberapa jenis vitamin yang terbasuh dengan air. Lalu bagaimana dengan sisa darah yang terdapat di dalam daging? Fatwa beberapa ulama adalah boleh:

Hukum Daging yang Langsung Dimasak Tanpa Dibersihkan
Hukum Daging yang Langsung Dimasak Tanpa Dibersihkan


ﻣﻤﺎ ﺗﻌﻢ ﺑﻪ اﻟﺒﻠﻮﻯ اﻟﺪﻡ اﻟﺒﺎﻗﻲ ﻋﻠﻰ اﻟﻠﺤﻢ ﻭﻋﻈﺎﻣﻪ ﻭﻗﻞ ﻣﻦ ﺗﻌﺮﺽ ﻟﻪ ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻓﻘﺪ ﺫﻛﺮﻩ ﺃﺑﻮ ﺇﺳﺤﻖ اﻟﺜﻌﻠﺒﻲ اﻟﻤﻔﺴﺮ ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻭﻧﻘﻞ ﻋﻦ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻛﺜﻴﺮﺓ ﻣﻦ اﻟﺘﺎﺑﻌﻴﻦ ﺃﻧﻪ ﻻ ﺑﺄﺱ ﺑﻪ ﻭﺩﻟﻴﻠﻪ اﻟﻤﺸﻘﺔ ﻓﻲ اﻻﺣﺘﺮاﺯ ﻣﻨﻪ ﻭﺻﺮﺡ ﺃﺣﻤﺪ ﻭﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﺑﺄﻥ ﻣﺎ ﻳﺒﻘﻰ ﻣﻦ اﻟﺪﻡ ﻓﻲ اﻟﻠﺤﻢ ﻣﻌﻔﻮ ﻋﻨﻪ

Di antara hal yang sudah umum terjadi adalah darah yang tersisa pada kulit dan tulang. Sedikit dari ulama kita yang menyampaikan hal ini. Diriwayatkan dari banyak Tabiin bahwa hal itu boleh. Dalilnya adalah kesulitan menghindarinya. Ahmad dan madzhabnya menjelaskan bahwa darah yang tersisa di daging adalah ditolerir (Imam An-Nawawi, Majmu' 2/557)

Ma'ruf Khozin, anggota PW LBM NU Jatim

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/09/hukum-daging-yang-langsung-dimasak-tanpa-dibersihkan.html

Selasa, 10 November 2015

Kasus Puger, Semoga Jadi Akhir Perseteruan Sunni-Syiah

Jember, Duta Islam Nusantara. Berbagai pihak meminta semua pihak untuk tidak terpancing bertindak sendiri-sendiri dalam menyikapi konflik Puger, Jember, yang menyebabkan seorang warga meninggal dunia.

Wakil Ketua MUI Jember, KH Abdullah Syamsul Arifin, untuk hal-hal yang terkait dengan persoalan hukum, pihaknya mempersilahkan polisi menangani kasus Puger dengan bijak.

Kasus Puger, Semoga Jadi Akhir Perseteruan Sunni-Syiah (Sumber Gambar : Nu Online)
Kasus Puger, Semoga Jadi Akhir Perseteruan Sunni-Syiah (Sumber Gambar : Nu Online)


Kasus Puger, Semoga Jadi Akhir Perseteruan Sunni-Syiah

Soal hukum, kita pasrahkan kepada polisi. Kita bagian rekonsiliasi, tukasnya di sela-sela halal bihalal di Jember, Jumat (15/9) menanggapi ditetapkannya 9 tersangka kasus Puger oleh polisi, kemarin.

Duta Islam Nusantara

Gus Aab mengaku sudah sekian kali berkomunikasi dengan Kapolda Jawa Timur maupun Kapolres Jember. Intinya, dirinya meminta polisi untuk menegakkan hukum dengan tegas, baik dan benar. Tegas, belum tentu baik. Karenanya dalam mengambil keputusan, polisi juga perlu mempertimbangkan kearifan lokal, ungkapnya.

Ia menambahkan, Muspida, ulama dan umara dan pihak terkait terus berusaha untuk menemukan penyelesaian terbaik dari konflik Puger. Mencuatnya konflik Puger, kata Gus Aab, tidak bisa lepas dari faktor Sunni-Syiah sehingga penyelesaiannya juga harus berangkat dari titik tersebut.

Duta Islam Nusantara

Semoga kita semua segera menemukan format penyelesaian terbaik, yang sama-sama melegakan kedua belah pihak, ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Puger, Agus Mudhofir berharap agar kasus tersebut mengakhiri perseteruan Sunni-Syiah yang sudah lama berlangsung.

Terus terang korban meninggal adalah pengurus ranting NU Pugerkulon. Tapi marilah kita akhiri semua ini. Sedangkan soal pelaku pembunuhnan kita serahkan kepada polisi, ucapnya. (Aryudi A. Razaq/Anam)

Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/47076/kasus-puger-semoga-jadi-akhir-perseteruan-sunni-syiah

Duta Islam Nusantara

Selasa, 18 Maret 2014

Awas, Inilah Wahabi Gaya Baru, Kenali Cirinya, Lawan Gerakannya!

Duta Islam Nusantara - Ini adalah poin-poin hasil halaqoh Netizen NU Jawa Barat pada 19 Januari 2017, yang dikirimkan kepada Duta Islam Nusantara untuk disebarkan seluas-luasnya kepada warga Indonesia, bukan hanya muslimin nahdliyyin semata.

Pertama, di ada gerakan dan dana super besar untuk membuat Indonesia bersih dari NU dengan target tahun 2025. Seperti sering dibilang oleh para Kiai sepuh, kalau mau menguasai Indonesia, kuasai dulu NU. Kalau mau memecah belah Indonesia, pecah belah dulu NU. Kalau mau menghancurkan Indonesia, hancurkan dulu NU.

Kedua, NU sudah cukup lambat mengantisipasi serbuan media online dan medsos oleh pihak-pihak di atas. Serangan di era media cetak sudah gencar dari tahun 80-an, serangan melalui internet sudah gencar dari tahun 95an, dan serangan di medsos semakin menggila sejak tahun 2010an.

Ketiga, perlu ada peningkatan kajian literasi kitab kuning (ilmu-ilmu agama), kitab putih (ilmu-ilmu humaniora), dan kitab abu-abu (ilmu politik) bagi para warga NU agar tidak mudah dibodohi oleh paham-paham yang "menyerang" kaum Nahdhiyyin. Karena mereka kini menyerang dengan gerakan Neo Cortex (Al Ghozwul Fikr), proxy dan psyco war (perang pemikiran, rekayasa psikologi dan intrik politik) dengan menggunakan sentimen agama, fanatisme Islam dan 'politik kebencian' sebagai alat untuk melemahkan warga NU.

Keempat, serangan-serangan kepada ulama-ulama NU khususnya para ulama pengawal organisasi NU berupa fitnah dan hoax amat gencar, sebagian di antaranya dilakukan oleh kalangan yang "mengaku" Nahdhiyyin juga. Serangan-serangan ini tujuannya menghilangkan kepercayaan umat kepada ulama, dan mengalihkannya kepada ulama-ulama yang "direkomendasikan" oleh para penyerang tersebut.

Kelima, para kader Anshor Banser, elemen organisasi NU dan warga Nahdhiyyin harus ikut serta dalam "perang medsos" tersebut, namun dengan cara bil-hikmah wal mau'idhatil hasanah. Bila pihak lawan rajin menyebar hoax dan fitnah, jangan dilawan dengan hoax dan fitnah. Lawanlah dengan menyebarkan berita yang benar. Perbanyak menyebar postingan yang meluruskan kesalahpahaman, tanpa menghujat dan mencaci. NU itu merangkul, bukan memukul.

Warga NU memang harus mewaspadai gaya baru Wahabi. Nampaknya setelah mereka gagal puluhan tahun untuk me-wahabikan banyak kader NU di kampus-kampus Saudi Arabia, mereka juga gagal memberangus amaliyah NU dengan amunisi ustadz-ustadz Wahabi sekelas Ustadz Firanda hingga Tengku Wisnu melalui media massa, dan menyebar web-web majhul yang penuh propaganda.

Wahabi juga telah mencoba mengemas agar doktrin mereka lebih diterima dengan baju Jawa ala MTA pimpinan Syekh Sukino, namun tetap saja gagal. Nampaknya kini ada kesempatan bagi mereka utk memecah belah warga NU dengan "berselingkuh" dengan FPI.

Mungkin mereka tahu bahwa hanya kaum Aswaja yang suka memuja-muja ahli Bayt hingga 'sundul langit'. Bahkan mereka mungkin juga menganggap warga NU hanyalah kumpulan orang-orang bodoh karena menganggab para Habaib sebagai 'sadat' (jamak dari Sayid) yang dianggap sebagai juru selamat, dimana semua fatwa dan ucapan mereka pasti dianut dan dianggap benar.

Hingga dengan trik-trik politik, kini Wahabi telah berhasil berfusi dengan FPI untuk memecah belah opini warga NU menggunakan atribut baru yang baru mereka ciptakan; yah apalagi kalau bukan GNPF-MUI.

Bahkan lihatlah, nampaknya demi tegaknya kalimah Wahabi dan untuk menyenangkan juragannya di Arab Saudi, kini panglima GNPF yang juga guru besar Tengku Wisnu itu kini telah berkopyah hitam dan memproklamirkan diri sebagai ulama besar dengan gelar Kyai Haji (KH). "Kami NU bukan? Maka dengarkan juga kami". Mungkin itulah yang ingin dia katakan.

Namun mereka lupa bahwa warga NU itu panutannya bukan Kyai, habib maupun ustadz. Panutan warga NU adalah para ulama yang mengajarkan mereka makna kebaikan yang tidak sekedar diukur dengan "qola ta'ala" apalagi simbol "kearaban", tapi kebaikan sosial yang sesuai dengan tradisi lokal mereka di Nusantara dan sejalan dengan ajaran Sunnah serta uswah akhlakul karimah Rasulillah Saw.

Para ulama yang setiap hari membimbing mereka dengan fatwa-fatwa yang menyejukkan di sudut-sudut kampung ataupun pesantren dan uswah keteladanan yang mendamaikan tanpa mengobral dalil dan simbol agama secara vulgar; bukan pula fatwa yang penuh sensasi ataupun orasi yang menggugah emosi seakan akan kita sedang berperang.

Dan para ulama yang lebih mengutamakan ilmu dan moral sebagai pegangan daripada atribut atribut kenabian dan semangat keislaman yang kadang hanya dipenuhi kepentingan dan kemunafikan.

Karena NU adalah Nahdlatul Ulama; yakni organisasi wadah para ulama dalam upaya membangkitkan umat dari carut marut dunia yg penuh permainan melalui kekuatan ilmu dan moral, apapun atribut sosial pada mereka yg masyarakat berikan.

Karena itu selayaknya warga NU memang harus mewaspadai munculnya gerakan massif yang akhir-akhir ini menyerang NU dan kiai ulama NU dengan fitnah hoax dan hate speech.

Gerakan yang ingin menggantikan peran NU di masyarakat dan sebagai pilar Indonesia dengan organisasi baru selain NU, menggantikan peran para Kyai ulama NU yang alim allamah dan mengakar di masyarakat dengan para 'new comers' yang beratribut keulamaan namun hanya hasil audisi media.

Ciri mereka adalah fanatik buta pada 'hitam putih' syariah sehingga anti Pancasila, cinta mati-matian pada atribut dan simbol Islam untuk dibela sehingga mereka anti kebhinekaan, atau mereka yang menjadi pejuang demi tegaknya pemerintahan Islam sehingga antipati pada konsensus "NKRI harga mati".

Dan yang paling akut adalah mereka yang benci NU, amaliyah NU dan Kyai NU karena mereka menganggap NU adalah wadah bagi manusia manusia calon penghuni neraka, dan hanya mereka saja yang berhak masuk sorga. Salam melek keNUan. [Duta Islam Nusantara]

Dari : http://www.dutaislam.com/2017/01/inilah-wahabi-gaya-baru-kenali-cirinya-dan-lawan-gerakannya.html

Sabtu, 18 Januari 2014

SMP Syubbanul Wathon Tegalrejo Akan Bentuk IPNU-IPPNU

Magelang, Duta Islam Nusantara. SMP Syubbanul Wathon Tegalrejo Magelang, Jawa Tengah, sebagai sekolah formal yang berbasis pesantren, pada tahun 2016 ini akan membentuk Pimpinan Komisariat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).

IPNU-IPPNU akan menjadi pusat wadah para siswa dalam berorganisasi di sekolah sebagaimana lazimnya OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) di sekolah-sekolah lain. Secara organisatoris, OSIS tidak ditiadakan. Tapi yang akan lebih dikembangkan di SMP Syubbanul Wathon adalah IPNU dan IPPNU.

SMP Syubbanul Wathon Tegalrejo Akan Bentuk IPNU-IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)
SMP Syubbanul Wathon Tegalrejo Akan Bentuk IPNU-IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)


SMP Syubbanul Wathon Tegalrejo Akan Bentuk IPNU-IPPNU

Hal di atas terungkap dalam sesi acara "Bincang Pendidikan bersama Syubbanul Wathon", suatu program acara baru yang disiarkan radio Pas FM Tegalrejo, Magelang tiap Jumat petang.

Duta Islam Nusantara

"Meskipun sekarang sebagian mereka masih berseragam OSIS, namun yang akan kami kembangkan ke depannya adalah IPNU dan IPPNU-nya. Itu sebagai modal agar kelak para siswa tetap menjadi warga NU," kata Zainul Habib, kepala SMP Syubbanul Wathon Tegalrejo, sebagai narasumber pada malam episode kedua itu, Jumat (26/2).

Zainul Habib menambahkan, pembentukan serta pembinaan IPNU-IPPNU di SMP Syubbanul Wathon Tegalrejo Magelang juga untuk menyiapkan peserta didiknya menjadi pemimpin bangsa di masa depan. "Tiga puluh atau tiga puluh lima tahun ke depan generasi merekalah yang akan menjadi pemimpin bangsa ini," ungkapnya.

Duta Islam Nusantara

Berbasis Pesantren

Pada kesempatan tersebut Zainul habib mengenalkan sedikit banyak seputar SMP Syubbanul Wathon Tegalrejo kepada publik pendengar mulai sejarah berdirinya sekolah, visi-misi, dan beberapa program unggulan yang ditawarkan.

Menurutnya, sejarah berdirinya SMP Syubbanul Wathon Tegalrejo sebelum berkembang sebagaimana sekarang dilatari oleh kegelisahan allah yarham almaghfurlah KH. Abdurrahman Hudhori (pengasuh Asrama Perguruan Islam Pesantren Salaf Tegalrejo waktu itu) dan KH Muhammad Yusuf Hudhori (Gus Yusuf) melihat kondisi riil di lapangan banyak anak-anak usia sekolah yang tidak lagi mengenyam pendidikan agama. Masjid dan surau yang dahulu sering dipadati anak-anak untuk mengaji, kini sudah jarang seperti itu. Jadi target utamanya pada waktu itu dengan pendirian sekolah ini adalah menggiring anak-anak semacam itu agar bisa mengaji, bisa mendalami ilmu-ilmu agama dan selanjutnya bisa mengamalkan ilmu yang telah mereka pelajari tersebut.

Sejak SMP Syubbanul Wathon berdiri pada tahun 2010, lanjut Zainul Habib, pihaknya langsung tergabung menjadi sekolah berbasis pesantren (SBP). Ada 183 sekolah berbasis pesantren di Indonesia. Tiap tahun pihaknya mendapatkan pembinaan dan pelatihan dalam berbagai kesempatan untuk peningkatan mutu sekolah.

Dengan sistem SBP ini SMP Syubbanul Wathon dikelola oleh dua kementerian sekaligus, yaitu sebagian mengikuti kurikulum yang dikelola Dinas Pendidikan dan pada sebagianya lagi mengikuti kurikulum Kementerian Agama, juga mengikuti kurikulum pondok pesantren. Dengan kata lain kurikulum pendidikan di SMP Syubbanul Wathon merupakan kombinasi dari tiga kurikulum sekaligus.

Beberapa program unggulan yang ditawarkan SMP Syubbanul Wathon Tegalrejo, menurut Zainul Habib, selain program pada bidang akademik adalah penanaman pendidikan karakter keislaman dan kebangsaan yang paling ditekankan. Karakter keislaman dan kebangsaan itulah yang diharapkan muncul dari segenap peserta didik yang mengikuti pembelajaran di SMP Syubbanul Wathon Tegalrejo.

Selain itu jiwa patriotisme atau rasa cinta pada tanah air juga ditanamkan di SMP Syubbanul Wathon Tegalrejo Magelang. Untuk itu, sekolah ini sudah menjalin kerja sama dengan Kodim dan beberapa waktu lalu telah mengirim sejumlah siswa seniornya mengikuti program "bela negara" di Kodim. Program ini, kata Zainul Habib, dimaksudkan pula untuk melatih kedisiplinan dan ketertiban siswa. Bidang ini langsung ditangani oleh pihak Kodim. (M. Haromain/Mahbib)

Dari (Daerah) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/66214/smp-syubbanul-wathon-tegalrejo-akan-bentuk-ipnu-ippnu

Duta Islam Nusantara

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Duta Islam Nusantara sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Duta Islam Nusantara. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Duta Islam Nusantara dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock