Tampilkan postingan dengan label Kajian. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kajian. Tampilkan semua postingan

Kamis, 01 Juni 2017

Forum Warga NU Surakarta Latihan Jadi Fasilitator

Solo, Duta Islam Nusantara. Forum Silaturrahmi Warga Nahdlatul Ulama Surakarta (Fosminsa) belum lama ini mengadakan pelatihan kefasilitatoran. Hal tersebut diungkapkan salah satu penggerak Fosminsa, Tohar Muhlasin, saat ditemui Duta Islam Nusantara, Jumat (27/9) lalu.

Tujuan pelatihannya agar kader NU bisa memfasilitasi sebuah forum, juga dapat menjadi leading di dalamnya, kata Tohar.

Forum Warga NU Surakarta Latihan Jadi Fasilitator (Sumber Gambar : Nu Online)
Forum Warga NU Surakarta Latihan Jadi Fasilitator (Sumber Gambar : Nu Online)


Forum Warga NU Surakarta Latihan Jadi Fasilitator

Para peserta yang mendapatkan pelatihan itu yakni para anggota Banom NU, di antaranya IPNU, IPPNU, Fatayat dan PMII. Pascapelatihan mereka diharapkan dapat memegang sendiri sebuah forum.

Duta Islam Nusantara

Di dalam pelatihan tersebut, Tohar yang juga menjadi pemateri memaparkan teknik untuk menjadi seorang fasilitator yang handal. Seorang fasilitator, dia harus banyak menggali pertanyaan dan mendata dari forum, terang Tohar yang juga kader PMII Solo.

Selain diberikan teori, para peserta juga diberikan kesempatan untuk praktik langsung ilmu yang baru didapatkan. Sebagian dari mereka ditunjuk, maju ke depan untuk belajar memfasilitasi forum.

Duta Islam Nusantara

Salah satu peserta, Habibi, menuturkan mendapatkan banyak manfaat dari pelatihan tersebut. Ketua IPNU Solo itu mengatakan untuk menjadi fasilitator handal mesti banyak jam terbang dan sering dilatih. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)

Dari (Daerah) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/47434/forum-warga-nu-surakarta-latihan-jadi-fasilitator

Duta Islam Nusantara

Selasa, 28 Maret 2017

Said Aqil: Dakwah Nabi Prioritaskan Kedamaian

Cirebon, Duta Islam Nusantara. Selama tiga belas tahun dakwah di Mekkah, tak satupun dari 360 berhala di sekiling Kabah yang tergores oleh tangan Rasulullah. Baru setelah terjadi pembebasan Mekkah (Fathu Makkah) tahun 8 H, penduduk dengan kesadaran penuh membersihkan Masjidil Haram dari berhala-berhala yang dulu mereka sembah.

Demikian disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj dalam taushiyah malam Seminar Internasional "Peran Ulama Pesantren dalam Mengatasi Terorisme Global" di Hotel Apita Green Cirebon, Sabtu (18/3).

Said Aqil: Dakwah Nabi Prioritaskan Kedamaian (Sumber Gambar : Nu Online)
Said Aqil: Dakwah Nabi Prioritaskan Kedamaian (Sumber Gambar : Nu Online)


Said Aqil: Dakwah Nabi Prioritaskan Kedamaian

Menurut Kiai Said, sejarah ini tidak menunjukkan bahwa Nabi menyetujui pemberhalaan, melainkan menegaskan bahwa perdamaian merupakan tahapan mutlak dalam proses menuju keimanan.

Duta Islam Nusantara

Fathu Makkah berlangsung tanpa pertumpahan darah. Bahkan dalam posisi super kuat saat itu Nabi justru membuka maaf bagi siapapun yang beriktikad baik membangun kemaslahatan bersama.

Duta Islam Nusantara

Ini namanya al-amnu qabla l-iman (prioritaskan kondisi aman sebelum keimanan), atau al-muasyarah qabla l-aqidah (prioritaskan pergaulan sebelum aqidah), urainya.

Kenyataan ini, demikian Kiai Said, didukung surat Ali Imran (159) yang menggambarkan bahwa jalan dakwah yang kasar akan selalu berbuah pada penolakan. Tak hanya itu, Nabi juga diperintahkan memberi maaf dan memohonkan ampun kepada Allah, serta mengakomodir partisipasi mereka dalam forum musyawarah.

Tidak ada dendam pada musuh-musuh lama. Ini menunjukkan kebesaran Islam dan kebesaran Nabi, tandasnya.

Redaktur : A. Khoirul Anam

Reporter : Mahbib Khoiron

Dari (Warta) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/36991/said-aqil-dakwah-nabi-prioritaskan-kedamaian

Duta Islam Nusantara

Sabtu, 18 Februari 2017

Nabi Khidzir Selalu Hadir Dalam Kliwonan Habib Luthfi Kanzus Shalawat

Duta Islam Nusantara - Pada Jumat Kliwon (07/10/2016), KH Abdullah Saad hadir dalam acara ngaji Kliwonan Habib Luthfi bin Yahya di Gedung Kanzus Shalawat, Pekalongan, seperti biasanya. Kepada Duta Islam Nusantara, Kiai Saad menceritakan apa yang terjadi ketika berada pas di belakang Abah Luthfi usai pengajian.

Nabi Khidzir Selalu Hadir Dalam Kliwonan Habib Luthfi Kanzus Shalawat
Nabi Khidzir Selalu Hadir Dalam Kliwonan Habib Luthfi Kanzus Shalawat


Sambil menerima ribuan para jamaah yang sedang antri bersalaman, Abah Luthfi yang posisi duduk di kursi ngaji di dalam gedung Kanzus, beliau melirik ke Kiai Saad agar memperhatikan seorang pengemis yang duduk jongkok di pintu masuk gedung paling ujung.

Kiai Saad hanya memperhatikan. Dan memang melihat laki-laki berpenampilan pengemis yang sedang jongkok dan merokok tersebut. "Yang kamu lihat kemarin, itulah Nabi Khidzir," dawuh Habib Luthfi kepada Kiai Saad, sehari kemudian, di ndalem beliau. (Baca juga: Mengintip Rahasia Habib Luthfi Merokok)

Betapa kagetnya kiai asal Solo tersebut. Dalam batinnya, kalau saja Abah Luthfi memberitahu saat masih di tekape, ia akan beranjak salaman kepada pengemis itu. Dalam hati, ia mengaku kepada Duta Islam Nusantara kalau tampilan pengemis yang saat itu hadir Kliwonan tidak seperti pengemis yang biasa dilihat.

"Saya sudah bertahun-tahun ikut Kliwonan, tentu kenal dengan wajah dan pakaian pengemis yang biasa ikut, tapi ketika itu, saya memang heran dengan pengemis itu karena lain daripada yang lain," ujar Kiai Saad, di tengah menghadiri acara pengajian di Ponpes Darul Arafah, Keciput, Belitung, Babel, Sabtu (19/11/2016) malam.

Cerita Kiai Saad tersebut ternyata dibenarkan oleh beberapa jamaah. Bahkan, sumber Duta Islam Nusantara yang juga putra angkat Abah Luthfi menyebutkan kalau setiap acara Kliwonan, Kanjeng Nabi Muhammad Saw dan Waliyullah Nabi Khidzir As., selalu hadir. Cuma, hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahui dan bahkan diajak ngobrol atau ngopi tanpa kenal identitas.

Banyak para wali Allah yang, menurut sumber Duta Islam Nusantara, selalu hadir memberikan keberkahan bagi setiap jamaah yang hadir ikut Kliwonan Kanzus Shalawat sejak diadakan tahun 1996 silam itu. Para auliya datang karena Kanjeng Nabi yang rawuh.

Ciri Nabi tidak rawuh di Kliwonan, kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya tersebut, adalah ketika doa tawassul yang dibaca Abah Luthfi tidak selengkap seperti biasanya. Dalam kliwonan, sebelum dzikir bersama dalam bentuk tahlilan khas, beliau mengajak jamaah untuk membacakan Al-Fatihah kepada nama-nama besar, terutama keluarga Nabi dan para sahabat, sebagai bentuk tawassul.

Berikut dzikir tahlil Kliwonan di Kanzus yang biasa dibacakan Abah Luthfi, direkam pada 7 Oktober 2016 oleh salah satu kru Duta Islam Nusantara. (Klik play on web saja jika Anda tidak memiliki akun Souncloud).

Ketika doa tahlil yang dibacakan lebih panjang dari biasanya, itu kadang juga pertanda. Dulu, ketika ada jamaah Habib Luthfi kecelakaan di sebuah tol wilayah Semarang, tahlilan yang dibacakan sangat panjang sekali. Jamaah yang memiliki nalar spiritual tinggi, bisa merasakan itu.

Karena itulah, orang-orang yang mengetahui fadhilah Kliwonan, dari sudut manapun dia tinggal, akan selalu hadir. Bahasa jawanya, "ngesot yo dilakoni". Tapi bagi yang hanya niat ingin mendapatkan kemuliaan duniawi, ia mungkin saja akan mendapatkan apa yang diinginkan, tapi lebih mulia jika ngaji hanya untuk ngaji dan ikhlas lillai ta'ala. Insyallah berkah, selamat dunia, sentosa akhirat. Bukankah itu tujuan kita semua? [Duta Islam Nusantara]

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/12/nabi-khidzir-selalu-hadir-dalam-kliwonan-habib-luthfi-di-kanzus-shalawat.html

Innalillah, Nadhom Jurumiyah Diubah Minhum

Tahrif Wahabi Talafi Terhadap Kitab Nadhom Jurumiyah

أحرقت عبارات التوسل وغيرها من العبارات التي تخالف عقائد الوهابية من علماء المسلمين على مختلف مذاهبهم في كتب مختلف العلوم قلوب الوهابية Di Kitab: "Mukhtaliful 'Ulum Qulubil Wahabiyah.

Innalillah, Nadhom Jurumiyah Diubah Minhum
Innalillah, Nadhom Jurumiyah Diubah Minhum


"Aku Merubah Masalah Tawasul, yg berbeda dgn Aqidah wahabi, dari Sebagian ulama Muslimin atas Perbedaan dari Madzhab wahabi.

☆☆☆

Lagi-lagi tangan Tanduk Syetan komplotan Wahabi Talafi nejd Gentayangan.. Perbuatan Bejad Mereka suka merubah-ubah kitab karya ulama shaleh terdahulu.....

Kitab Nadzhom Jurumiyah (kitab nahwu/tata bahasa arab) juga tidak Lepas dari Tahrif komplotan wahabi. Suatu kejahatan pelanggaran Hak Cipta Kekayaan Intelektual (HAKI) dilakukan oleh komplotan yang mengaku paling Murni Aqidah & Paling Nyunnah.

Komplotan wahabi yang mentahrif kitab ini adalah:

محمد رفيق الونشريسي الجزائري

أحمد بن عمر الحازمي

محمد بن أحمد جَدّو

Ternyata Bait ke 4 terakhir dari kitab nadzom Ajjurumiyah mereka tahrif.

(lihat gambar dibawah)

Mereka mengganti kata ” بجاه ” dengan kata ” بحب ”.

Inilah Bait Nadzhom dimanipulasi:

جعلها الله لكل مبتدي **** دائمة النفع بحب أحمد

”Semoga Allah Menjadikan Kitab selalu dalam kemanfaatan bagi para mubtadi (orang yang baru belajar) dengan kecintaan kepada Ahmad (Nabi Muhammad)”

Dan Inilah Bait Nadzhom Aslinya:

جعلها الله لكل مبتدي **** دائمة النفع بجاه أحمد

”Semoga Allah menjadikan selalu manfaat bagi orang yang baru belajar dengan kemuliaan (martabat) Nabi Muhammad”.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

◎ DALIH/ALASAN DARI PEMBOHONG WAHABI TALAFI

قال ذلك الوهابي في الشرح : ثم سأل (المؤلف) الله عز و جل أن يجعل نظمه هذا دائم النفع للمبتدئين في علم النحو و قد توسل إلى الله سبحانه و تعالى في الأصل : بجاه محمد صلى الله عليه و سلم فقــــــــــــــــــــــــال

Telah berkata Wahabi dalam Syarah Kitab Itu :

Kemudian meminta (pengarang kitab) kepada Allah, supaya nadhomanya di jadikan selalu bermanfaat bagi orang2 yang baru belajar dalam ilmu nahwu,

Dan ia (si pengarang kitab) bertawasul (mengambil perantara) kepada Allah. ● Padahal dalam text aslinya adalah:

Dengang Kemuliaan Nabi muhammad SAW.

ثم قال (الأستاذ الونشريسي) : و معلوم ما في هذا التوسل من مخالفة لما كان عليه سلفنا الصالح رضوان الله عليهم جميعا فحذفته و أبدلته بتوسل مشروع و هو حب النبي صلى الله عليه و سلم و راجع في ذلك كتاب العلامة المحدث الفقيه محمد ناصر الدين الألباني رحمه الله التوسل أنواعه و أحكامه ) فإنه فريد في بابه. انتهى.

Kemudian berkata Si Wahabi Talafi (الأستاذ الونشريسي) dan telah di ketahui apa yang ada dalam tawasul ini adalah dari menyalahi apa yang ada pada ulama salaf,

Maka Aku menghilangkanya dan menggantinya dengan tawasul yang di syariatkan yaitu dg mencintai nabi Muhammad saw, dan sebagai pengembalian hukum dalam masalah itu adalah kitab karya Al-alamah Ahli hadits Ahli fiqih yaitu Yai Muhammad nasiruddin Albani

(kitab tawasul dan hukum2nya),

Dalam bab tersendiri.

———————————————————————————

◎ DALIH ALASAN SI PEMBOHONG WAHABI TALAFI JUGA BISA DILIHAT DALAM MAKTAB SYAMILAH ◎

المكتبة الشاملة.

المكتبة الشاملة الرئيسية تنزيل المكتبة مستودع الكتب شرح البرنامج راسلنا

الشرح المختصر على نظم الآجرومية

(جَعَلَهَا اللَّهُ لِكُلِّ مُبْتَدِي) جعلها الله أي المنظومة لكل مبتدي وهو من أخذ وشرع في مسائل الفن مبتدي ومتوسط ومنتهي هذه كانت سنة عند أهل العلم وهدمت الآن فضيعت الطلاب فصار الطلاب الآن مشتركون وكذلك في الدروس فالمبتدئ هو الذي أخذ وشرع في مسائل الفن متوسط هو الذي تصور المسائل بأدلتها فإن فهم واستطاع أن يرجح حينئذ هو المنتهي.

(دَائِمَةَ النَّفْعِ) , النفع ضد الضر يقال من نفع بكذا من انتفع به والاسم المنفعة أي النفع الدائم يعنى مستمرة النفع (بحب أحمد) يعنى توسل إلى الله تعالى بأن يجعلها لكل مبتدئ دائمة النفع وهذا توسل بمحبة النبي صلى الله عليه وسلم وهو توسل مشروع وفي الأصل (بجاه أحمد) هكذا عبارة المصنف لكني أبدلتها؛ لأن الأول لا يحفظ، البدعة لا تكرر = يعنى يجب إصلاح البيت ما تريد إصلاحه تجاوزه واحفظ ما بعده وأما أنك تقول بجاه أحمد صباح مساء!!! وتحفظ! نقول هذا غط تصير كالببغاء أي نعم.

بحب أحمد ما أردت إصلاحه حينئذ تجاوزه لا تحفظه والأصل (بجاه أحمد) وهو توسل محدث وحبه عليه الصلاة والسلام عمل صالح والتوسل بالأعمال الصالحة جائز فإذا أصلحنا البيت كما ترى.

(صلى عليه ربنا وسلما) يعنى هذا محمد صلى الله عليه وسلم صلى عليه عرفنا معنى الصلاة ربنا فاعل صلى عليه على أحمد وسلم هنا سلم الناظم في الخاتمة ولم يسلم في الابتداء إما أنه بناء على أنه لا كراهة وهو الصحيح وإما أنه اكتفاء بالخاتمة يعنى ترك السلام في الأول مقدمة بناء على أنه سوف يسلم في الخاتمة وسلما الألف للإطلاق وهو التحية على قول وآله يعنى على آله صلى عليه وعلى آله عرفنا معنى الآل وصحبه تكرما منه جلى وعلى.

وبهذا انتهى كلام المصنف رحمه الله تعالى في الأصل والخاتمة والحمد لله أولا وآخرا وهذا تعليق مختصر تجاوزنا فيه التعليل بما أمكن والله أعلم وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.

● Intinya Wahabi Talafi mengatakan...

Mengganti بجاه ke بحب itu dibolehkan, Karena itu Suatu Kesalahan.....

Dan untuk menjauhkan Pencari ilmu dari Bid'ah.

● Pesan ana:

Berhati-hatilah dalam membeli kitab.

Dari : http://www.dutaislam.com/2015/12/innalillah-nadhom-jurumiyah-diubah.html

Habib Luthfi: Walaupun Telah Wafat Para Wali Masih Bisa Menyatukan Umat

Duta Islam Nusantara - Ketika mengucap takbir dalam shalat, kita menyatakan Allah Maha Besar. Ini artinya kita amat kecil dan seharusnya kita malu. Sebagai makhluk kecil-lemah, tapi sering berbuat sombong. Ketika berbuat dosa saja, Nabi Adam bertawasul kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang padahal jasad Nabi saat itu blm wujud di dunia.

Habib Luthfi: Walaupun Telah Wafat Para Wali Masih Bisa Menyatukan Umat
Habib Luthfi: Walaupun Telah Wafat Para Wali Masih Bisa Menyatukan Umat


Berkat tawassul tersebut Allah SWT berkenan mengampuni Nabi Adam AS sebab keyakinan beliau menyatakan, tidak mungkin ada nama yang disandarkan kepada kalimat Tauhid Allah kecuali makhluk yang amat dikasihi-Nya. Tanpa "Muhammadur Rosululloh", maka keimanan kita dengan hanya membaca kalimat "Laa ilaaha Ilallah", tidak bisa diterima.

Maka maulid inilah cara kita mencintai Rasulullah SAW. Makin sering kita ikuti/adakan Maulid, makin sering pula Nama Nabi kita sebut, dan makin sering Beliau kita sebut maka Beliau akan makin sering perhatian kepada kita.

Dalam shalat contohnya. Ketika kita mengucap "Assalaamu 'alaika ayyuhan Nabiyyu...." seolah-olah kita sedang di hadapan Nabi dan beliau sedang memperhatikan kita. Maka harusnya malu jika dalam shalat, kita tdk sungguh-sungguh. Harusnya malu jika setelah shalat kita masih bermaksiat.

Contoh realitas kecil saat 17/08/1945 Proklamasi kemerdekaan RI ini, bertepatan dengan 23 Romadlon di Malam Lailatur Qodar. Itu karomahnya Indonesia, sehingga Allah menjatuhkan bom di Hirosima dan Nagasaki.

Harusnya kita bangga sebagai warga NKRI. Lihatlah anak kita saat ini yang saat menyanyikan lagu Indonesia Raya saja tidak sungguh-sungguh. Dulu waktu kecil kita hapal nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, nama para pahlawan, sekarang? Dengan daerah sekitarnya saja sudah tidak tahu, apalagi dengan nama-nama pulau yang tersebar di seluruh pelosok tanah air kita.

Orang luar sana terhadap kiai/ ulama'/ guru, hormatnya luar biasa. Maka inilah celah orang yang ingin mengobok-obok NKRI. Cukup dengan menjauhkan generasi dari ta'dhim ekpada ulamanya.

Walau hanya sebatas merah dan putih, tapi dalam bendera di situ ada harga diri dan kehormatan bangsa kita.

Lagu Indonesia Raya itu bukan sembarang lagu, bukan sekedar seremonial. Saat kita ucapkan "Indonesia Tanah Airku", inilah tuntutan kepada kita yang harus tetap mempertahankanya kapanpun dan dimanapun juga. Kita merdeka sudah sejak dahulu, tapi sejauh mana kita telah ikut mengisi kemerdekaan? Tidakkah kita malu kepada mereka yang telah berkorban untuk kemerdekaan NKRI ini?

Mungkin mereka para pahlawan sedang menangis menyaksikan kita yang saat ini sering ribut hanya karena beda baju, beda suku, beda agama. Tiap waktu ribut soal politik hingga kita lupa untuk mengembangkan potensi negara.

Lihatlah saat berziarah ke makam para waliyullah, banyak yang berdzikir dengan gaya tahlil yang berbeda-beda, intonasi suara yang beda, tapi tidak ada yang ribut saling menyalahkan satu sama lain. Ini artinya para wali, walaupun telah wafat, mereka masih bisa menyatukan umat. Kita yang masih hidup ini kalah sama mereka yang telah meninggal.

"Jika kalian memang cinta pada Allah, maka ikuti Nabi-Nya", selalu dekat dengan Nabi dan jangan kau jauhi Nabimu.

Sebab memang untuk merongrong umat Islam, mereka yang ingin mengacak-acak kita, akan berusaha menjauhkan kita dari Nabi, ingin membenturkan antar umat beragama. Dan jangan sekali-kali memberi kesempatan kepada orang seperti itu untuk memecah belah kita. "Shollu 'alan Nabi Muhammad". [Duta Islam Nusantara]

Keterangan: Ulasan di atas adalah kesimpulan pengajian umum dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Polda Jateng, disiarkan langsung dari srasiun TVRI Jawa Tengah pada malam Sabtu, 03/02/2017. 

Dari : http://www.dutaislam.com/2017/02/habib-luthfi-para-wali-walaupun-telah-wafat-masih-bisa-menyatukan-umat.html

Senin, 16 Maret 2015

Manfaat Menanak Nasi Kukusan Untuk Diabetes

Duta Islam Nusantara - Jangan meremehkan orang Jawa kuno. Ilmu dan sains mereka sangat tinggi. Di antara sains tingkat tinggi kreasi asli orang Jawa adalah memasak nasi dengan kukusan atau aseupan. Mengapa?

Manfaat Menanak Nasi Kukusan Untuk Diabetes
Manfaat Menanak Nasi Kukusan Untuk Diabetes


Ketika nasi dimasak dengan cara demikian, maka semua toksin atau racun kimiawi akibat pestisida dan pupuk urea dimusnahkan. Sementara bambu kukusan itu bertugas sebagai antioksidan atau pembuang racun karena mengandung silica alami.

Ajaibnya, meskipun kukusan itu berulang-ulang digunakan, zat silicanya malah tambah kuat. Lihatlah, bagaiman tergila-gilanya orang China dan Jepang dengan bambu. Alat masak dimsum itu sejatinya adalah nyontek teknologi kukusan Jawa.

Dengan memasak nasi di kukusan itulah akhirnya ditemukan fakta bahwa orang jaman dulu jarang yang terkena penyakit aneh-aneh. Manfaat memasak nasi dengan kukusan antara lain adalah nasi kita tidak lagi menjadi pantangan penderita diabetes. Ini bukan teori tapi sudah dibuktikan oleh banyak orang.

Orang Jawa dan keturunannya yang ada di Belanda maupun di negara Suriname, kalau memasak, mereka masih menggunakan kukusan. Agar tidak terkena penyakit aneh-aneh, silakan kembali menanak nasi dengan kukusan. [Duta Islam Nusantara/ed]

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/08/manfaat-menanak-nasi-kukusan-untuk-diabetes.html

Minggu, 01 Desember 2013

Hukum Adzan di Telingan Bayi yang Baru Lahir

Duta Islam Nusantara - "Kami tidak mengamalkan adzan untuk anak lahir karena hadisnya dlaif," kata Salafi selebritis. Padahal, Imam Nawawi menjelaskan tentang anjuran adzan saat bayi lahir:

اﻟﺴﻨﺔ ﺃﻥ ﻳﺆﺫﻥ ﻓﻲ ﺃﺫﻥ اﻟﻤﻮﻟﻮﺩ ﻋﻨﺪ ﻭﻻﺩﺗﻪ ﺫﻛﺮا ﻛﺎﻥ ﺃﻭ ﺃﻧﺜﻰ ﻭﻳﻜﻮﻥ اﻷﺫاﻥ ﺑﻠﻔﻆ ﺃﺫاﻥ اﻟﺼﻼﺓ ﻟﺤﺪﻳﺚ ﺃﺑﻲ ﺭاﻓﻊ اﻟﺬﻱ ﺫﻛﺮﻩ اﻟﻤﺼﻨﻒ

Hukum Adzan di Telingan Bayi yang Baru Lahir - Duta Islam Nusantara
Hukum Adzan di Telingan Bayi yang Baru Lahir - Duta Islam Nusantara


Hukum Adzan di Telingan Bayi yang Baru Lahir

Sunah untuk diadzani di telinga anak yang baru lahir, laki atau wanita, seperti redaksi adzan Salat berdasarkan hadis Abu Rafi'

ﻗﺎﻝ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻣﻦ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻳﺴﺘﺤﺐ ﺃﻥ ﻳﺆﺫﻥ ﻓﻲ ﺃﺫﻧﻪ اﻟﻴﻤﻨﻰ ﻭﻳﻘﻴﻢ اﻟﺼﻼﺓ ﻓﻲ ﺃﺫﻧﻪ اﻟﻴﺴﺮﻯ

Duta Islam Nusantara

Ulama Syafiiyah menganjurkan diadzani di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri

ﻭﻗﺪ ﺭﻭﻳﻨﺎ ﻓﻲ ﻛﺘﺎﺏ اﺑﻦ اﻟﺴﻨﻲ ﻋﻦ اﻟﺤﺴﻴﻦ ﺑﻦ ﻋﻠﻲ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﻗﺎﻝ (ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﻭﻟﺪ ﻟﻪ ﻣﻮﻟﻮﺩ ﻓﺄﺫﻥ ﻓﻲ ﺃﺫﻧﻪ اﻟﻴﻤﻨﻰ ﻭﺃﻗﺎﻡ ﻓﻲ ﺃﺫﻧﻪ اﻟﻴﺴﺮﻯ ﻟﻢ ﺗﻀﺮﻩ ﺃﻡ اﻟﺼﺒﻴﺎﻥ) ﻭﺃﻡ اﻟﺼﺒﻴﺎﻥ اﻟﺘﺎﺑﻌﺔ ﻣﻦ اﻟﺠﻦ

Kami meriwayatkan dari kitab Ibnu Sunni dari Husain bin Ali bahwa Nabi bersabda: "Barang siapa memiliki anak, lalu diadzani di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri, maka tidak akan diganggu oleh ummu shibyan". Ummu shibyan adalah nama jin yang mengikuti anak.

Duta Islam Nusantara

ﻭﻧﻘﻞ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻣﺜﻞ ﻫﺬا اﻟﺤﺪﻳﺚ ﻋﻦ ﻓﻌﻞ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﻌﺰﻳﺰ ﺭﺣﻤﻪ اﻟﻠﻪ

"Ulama Syafiiyah meriwayatkan hadis seperti ini dari Umar bin Abd Aziz"

Walaupun dlaif tetap kami amalkan, sebab seorang Tabiin dan Khalifah dinasti Bani Umayyah (Umar bin Abd Aziz) saja mau mengamalkan, kok bukan siapa-siapa tidak mau mengamalkan? [Duta Islam Nusantara]

Ma'ruf Khozin, Aswaja NU Center Jatim

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/10/hukum-adzan-di-telingan-bayi-yang-baru-lahir.html

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Duta Islam Nusantara sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Duta Islam Nusantara. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Duta Islam Nusantara dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock