Tampilkan postingan dengan label Seni. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Seni. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 18 Februari 2017

Kambing Pun Tunduk Disembelih Habib Luthfi Karena Paham Untuk Maulid Nabi

Duta Islam Nusantara - Pada awalnya Maulid Nabi di Kanzus Shalawat diadakan setiap Jum'at Kliwon. Waktu itu pengajian Jum'at Kliwon belum seramai saat ini dan belum ada Gedung Kanzus Shalawat.

Kambing Pun Tunduk Disembelih Habib Luthfi Karena Paham Untuk Maulid Nabi
Kambing Pun Tunduk Disembelih Habib Luthfi Karena Paham Untuk Maulid Nabi


Menurut KH. Zakaria Anshar (santri senior Habib Luthfi yang mulai ngaji sejak 1985 sebelum masuk ke pesantrennya Mbah Maimun Sarang), Habib Luthfi sudah melaksanakan peringatan Maulid Nabi Saw. sejak tinggal di Noyontaan Gang 7, tepat di belakang Gedung Kanzus Shalawat sekarang, sebelum pindah ke Gang 11. Menurut Kiai Zakaria, Habib Luthfi telah menyelenggarakan Maulid Nabi di kediamannya jauh sebelum tahun itu.

Ada cerita menarik pada saat Maulana Habib Luthfi mengadakan Maulid Nabi di Gang 7, jauh sebelum Gedung Kanzus Shalawat berdiri, dan sebelum pindah ke Gang 11. Bapak Abidin (Habib Luthfi memanggilnya Din Towil) saksi mata mengisahkan kepada penulis.

Pada Maulid perdana Habib Luthfi hendak menyembelih seekor kambing. Kambing tersebut di pohon "jaran". Saat tiba waktu disembelih, Mbah Jufri (teman seperguruan Habib Luthfi pada saat ngaji di KH. Abdul Fatah Jenggot Pekalongan) yang ditugaskan mengambil kambing terkejut, karena saat ditarik kambing itu lari.

Habib Luthfi bin Yahya hanya tertawa sambil berkata, "Wedus go ngormati Kanjeng Nabi kok mlayu (Kambing untuk menghormati Nabi kok malah kabur)."

Tak lama setelah Habib Luthfi berkata demikian kambing itu menghampiri Habib Luthfi dan menjatuhkan diri di hadapan beliau. Kambing itu lalu disembelih sendiri oleh Habib Luthfi bin Yahya tanpa perlu bantuan orang.

Mbah Jufri kemudian berteriak, "Kambing wae weruh Kanjeng Nabi, ingsun menungso ora paham! (Kambing saja tahu kedudukan Kanjeng Nabi, aku manusia tapi tidak paham!)".

Dikutip dari buku "Sejarah Maulid Nabi, Meneguhkan Semangat Keislaman dan Kebangsaan Sejak Khaizuran (173 H) hingga Habib Luthfi bin Yahya (1947-Sekarang)", halaman 192 karya Ust. Ahmad Tsauri. [Duta Islam Nusantara]

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/06/kambing-pun-tunduk-disembelih-habib-luthfi-untuk-maulid-nabi.html

Nabi Khidzir Selalu Hadir Dalam Kliwonan Habib Luthfi Kanzus Shalawat

Duta Islam Nusantara - Pada Jumat Kliwon (07/10/2016), KH Abdullah Saad hadir dalam acara ngaji Kliwonan Habib Luthfi bin Yahya di Gedung Kanzus Shalawat, Pekalongan, seperti biasanya. Kepada Duta Islam Nusantara, Kiai Saad menceritakan apa yang terjadi ketika berada pas di belakang Abah Luthfi usai pengajian.

Nabi Khidzir Selalu Hadir Dalam Kliwonan Habib Luthfi Kanzus Shalawat
Nabi Khidzir Selalu Hadir Dalam Kliwonan Habib Luthfi Kanzus Shalawat


Sambil menerima ribuan para jamaah yang sedang antri bersalaman, Abah Luthfi yang posisi duduk di kursi ngaji di dalam gedung Kanzus, beliau melirik ke Kiai Saad agar memperhatikan seorang pengemis yang duduk jongkok di pintu masuk gedung paling ujung.

Kiai Saad hanya memperhatikan. Dan memang melihat laki-laki berpenampilan pengemis yang sedang jongkok dan merokok tersebut. "Yang kamu lihat kemarin, itulah Nabi Khidzir," dawuh Habib Luthfi kepada Kiai Saad, sehari kemudian, di ndalem beliau. (Baca juga: Mengintip Rahasia Habib Luthfi Merokok)

Betapa kagetnya kiai asal Solo tersebut. Dalam batinnya, kalau saja Abah Luthfi memberitahu saat masih di tekape, ia akan beranjak salaman kepada pengemis itu. Dalam hati, ia mengaku kepada Duta Islam Nusantara kalau tampilan pengemis yang saat itu hadir Kliwonan tidak seperti pengemis yang biasa dilihat.

"Saya sudah bertahun-tahun ikut Kliwonan, tentu kenal dengan wajah dan pakaian pengemis yang biasa ikut, tapi ketika itu, saya memang heran dengan pengemis itu karena lain daripada yang lain," ujar Kiai Saad, di tengah menghadiri acara pengajian di Ponpes Darul Arafah, Keciput, Belitung, Babel, Sabtu (19/11/2016) malam.

Cerita Kiai Saad tersebut ternyata dibenarkan oleh beberapa jamaah. Bahkan, sumber Duta Islam Nusantara yang juga putra angkat Abah Luthfi menyebutkan kalau setiap acara Kliwonan, Kanjeng Nabi Muhammad Saw dan Waliyullah Nabi Khidzir As., selalu hadir. Cuma, hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahui dan bahkan diajak ngobrol atau ngopi tanpa kenal identitas.

Banyak para wali Allah yang, menurut sumber Duta Islam Nusantara, selalu hadir memberikan keberkahan bagi setiap jamaah yang hadir ikut Kliwonan Kanzus Shalawat sejak diadakan tahun 1996 silam itu. Para auliya datang karena Kanjeng Nabi yang rawuh.

Ciri Nabi tidak rawuh di Kliwonan, kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya tersebut, adalah ketika doa tawassul yang dibaca Abah Luthfi tidak selengkap seperti biasanya. Dalam kliwonan, sebelum dzikir bersama dalam bentuk tahlilan khas, beliau mengajak jamaah untuk membacakan Al-Fatihah kepada nama-nama besar, terutama keluarga Nabi dan para sahabat, sebagai bentuk tawassul.

Berikut dzikir tahlil Kliwonan di Kanzus yang biasa dibacakan Abah Luthfi, direkam pada 7 Oktober 2016 oleh salah satu kru Duta Islam Nusantara. (Klik play on web saja jika Anda tidak memiliki akun Souncloud).

Ketika doa tahlil yang dibacakan lebih panjang dari biasanya, itu kadang juga pertanda. Dulu, ketika ada jamaah Habib Luthfi kecelakaan di sebuah tol wilayah Semarang, tahlilan yang dibacakan sangat panjang sekali. Jamaah yang memiliki nalar spiritual tinggi, bisa merasakan itu.

Karena itulah, orang-orang yang mengetahui fadhilah Kliwonan, dari sudut manapun dia tinggal, akan selalu hadir. Bahasa jawanya, "ngesot yo dilakoni". Tapi bagi yang hanya niat ingin mendapatkan kemuliaan duniawi, ia mungkin saja akan mendapatkan apa yang diinginkan, tapi lebih mulia jika ngaji hanya untuk ngaji dan ikhlas lillai ta'ala. Insyallah berkah, selamat dunia, sentosa akhirat. Bukankah itu tujuan kita semua? [Duta Islam Nusantara]

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/12/nabi-khidzir-selalu-hadir-dalam-kliwonan-habib-luthfi-di-kanzus-shalawat.html

Senin, 16 Maret 2015

Manfaat Menanak Nasi Kukusan Untuk Diabetes

Duta Islam Nusantara - Jangan meremehkan orang Jawa kuno. Ilmu dan sains mereka sangat tinggi. Di antara sains tingkat tinggi kreasi asli orang Jawa adalah memasak nasi dengan kukusan atau aseupan. Mengapa?

Manfaat Menanak Nasi Kukusan Untuk Diabetes
Manfaat Menanak Nasi Kukusan Untuk Diabetes


Ketika nasi dimasak dengan cara demikian, maka semua toksin atau racun kimiawi akibat pestisida dan pupuk urea dimusnahkan. Sementara bambu kukusan itu bertugas sebagai antioksidan atau pembuang racun karena mengandung silica alami.

Ajaibnya, meskipun kukusan itu berulang-ulang digunakan, zat silicanya malah tambah kuat. Lihatlah, bagaiman tergila-gilanya orang China dan Jepang dengan bambu. Alat masak dimsum itu sejatinya adalah nyontek teknologi kukusan Jawa.

Dengan memasak nasi di kukusan itulah akhirnya ditemukan fakta bahwa orang jaman dulu jarang yang terkena penyakit aneh-aneh. Manfaat memasak nasi dengan kukusan antara lain adalah nasi kita tidak lagi menjadi pantangan penderita diabetes. Ini bukan teori tapi sudah dibuktikan oleh banyak orang.

Orang Jawa dan keturunannya yang ada di Belanda maupun di negara Suriname, kalau memasak, mereka masih menggunakan kukusan. Agar tidak terkena penyakit aneh-aneh, silakan kembali menanak nasi dengan kukusan. [Duta Islam Nusantara/ed]

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/08/manfaat-menanak-nasi-kukusan-untuk-diabetes.html

Sabtu, 22 Februari 2014

Jadi Ustadz Wahabi Dapat Gaji 1500 Dolar Perbulan, Mau?

Duta Islam Nusantara - Jadi dai yang mendakwahkan ideologi wahabi ternyata menggiurkan. Ada ongkos wajib yang diterimakan kepada ustadz wahabi setiap bulan. Nilainya tidak tanggung-tanggung, 1500 dolar.  Setara Rp.20 juta.

Hal itu diungkapkan oleh Ustadz Idrus Ramli dalam Tawajuhan Aswaja di Pondok Pesantren Afaada Sunan Pandanaran, Boyolali Jawa Tengah, Jumat (30/09/2016) malam. “Kalau membeli lahan, mereka dilayani bosnya,” kata Idrus dalam materi pertama, Aktualisasi Nilai-Nilai Aswaja.

Jadi Ustadz Wahabi Dapat Gaji 1500 Dolar Perbulan, Mau? - Duta Islam Nusantara
Jadi Ustadz Wahabi Dapat Gaji 1500 Dolar Perbulan, Mau? - Duta Islam Nusantara


Jadi Ustadz Wahabi Dapat Gaji 1500 Dolar Perbulan, Mau?

Keterangan tentang gaji ustadz itu ia dapatkan dari seorang mantan ustadz wahabi dari Bogor yang sekarang sudah insaf kembali ke NU. Cerita yang disampaikan, sang ustadz itu adalah lulusan pondok pesantren. Karena tidak mendapatkan pekerjaan usai boyong dari pondok, ia iseng-iseng melamar lowongan kerja dakwah ala wahabi.

Setelah diterima, sang ustadz ditugaskan berdakwah ke daerah-daerah target wahabisasi. Namun, kata Idrus, sang ustadz itu meminta kepada penyandang dana agar ditugaskan ke daerah-daerah terpencil yang sulit dipantau gerakannya oleh donatur. “Supaya bisa tahlilan dan maulidan,” kata Idrus menirukan pengakuan mantan ustadz wahabi itu.

Tapi, lama-kelamaan, sang ustadz justru yang sungkan sendiri karena tidak menjalankan misi dakwah wahabisasi sesuai keinginan big bos. “Akhirnya dia keluar sendiri dan kembali di NU,” terang Idrus.

Duta Islam Nusantara

Untuk menjadi ustadz wahabi, mereka juga harus bisa memerankan diri menuduh bid’ah orang-orang yang tidak melaksanakan sunnah. Jadi, yang tidak mau mengamalkan sunnah, harus dicarikan dalil agar bisa

dituduh bid’ah, kafir dan sesat.

Duta Islam Nusantara

“Padahal, orang yang tidak mengamalkan sunnah kan tidak bisa disebut ahli bid’ah sebab tidak mengamalkan sunnah itu tidak dosa,” jelas Idrus Ramli kepada 70 an santri peserta tawajuhan.

Bukan hanya itu, para pendana wahabi juga main curang dengan isi kitab kuning. Tafsir Showi yang menyebut golongan wahabi bagian dari kelompok Khawarij, minta dihilangkan dari percetakan jika mau dipasarkan dan dibeli oleh pemerintah Saudi Arabia. “Tidak bisa dijual di Saudi jika kata wahabi tidak dihapus,” tutur Idrus.

Kalimat yang harus dihilangkan dalam kitab tafsir karya Syeikh Ahmad bin Muhammad as Showy Al Maliky itu ada di halaman 78 cetakan lama. Artinya, “wahabi adalah golongan khawarij yang telah merusak

penafsiran Al-Qur’an dan As Sunnah, suka membunuh kaum muslimin dst”. Jika kalimat itu tidak ada, berarti palsu.

Intinya, yang membedakan metode dakwah wahabi dan ahlus sunnah wal jamaah adalah pendekatannya. Jika wahabi menggunakan suntikan harta (ekonomi), maka Aswaja menggunakan pendekatan ideologi, dan itu tiada biaya, seperti acara tawajuhan Aswaja di Boyolali itu. [Duta Islam Nusantara]

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/10/jadi-ustadz-wahabi-dapat-gaji-1500-dolar-perbulan-mau.html

Selasa, 08 Februari 2011

Pengusaha Singapura: Dunia Butuh Indonesia, Bukan Sebaliknya

Duta Islam Nusantara - Kisah nyata mahasiswa Indonesia di Australia. Suatu pagi ia menjemput klien, seorang bapak-bapak yang sudah tua yang berprofesi sebagai pengusaha, asal Singapura. Bicaranya bergaya Melayu campur Inggris. Ia menceritakan pengalaman hidupnya kepada mahasiswa tersebut.

Pengusaha Singapura: Dunia Butuh Indonesia, Bukan Sebaliknya - Duta Islam Nusantara
Pengusaha Singapura: Dunia Butuh Indonesia, Bukan Sebaliknya - Duta Islam Nusantara


Pengusaha Singapura: Dunia Butuh Indonesia, Bukan Sebaliknya

Pengusaha yang punya bisnis di Kalimantan itu membuka dialog ringan, "your country is so rich/ negaramu sangat kaya." Dalam hati, mahasiswa itu belum tertarik, "ah, biasa banget dengar kalimat itu," batinnya.

"Indonesia doesn't need the world, but the world needs Indonesia. Everything can be found here in Indonesia, you don't need the world." (Dunia yang butuh indonesia, bukan sebaliknya). Kalimat lanjutan tersebut membuat sang mahasiswa terperanjat, tertarik mendengarkan. Ia menjelaskan begini:

-- Indonesia paru-paru dunia. Tebang saja hutan di Kalimantan, dunia akan kacau. Singapura is nothing, we can't be rich without Indonesia. 500 ribu orang Indonesia berlibur ke Singapura tiap bulan. Bisa terbayang uang yang masuk ke kami, apartemen-apartemen terbaru kami yang beli adalah orang Indonesia. Tidak peduli harga selangit, laku keras. Lihatlah RS kami, isinya hampir Indonesia semua.

Terus, kalian tahu bagaimana kalapnya pemerintah kami ketika asap kebakaran hutan Indonesia masuk? Sangat terasa, we are nothing. Kalian tahu kan kalau kemarin, dunia krisis beras. Termasuk di Singapura dan Malaysia? Kalian di Indonesia dengan mudah dapat beras.

Lihatlah negara kalian, air bersih di mana-mana. Lihatlah negara kami, air bersih pun kami impor dari Malaysia. Saya ke Kalimantan pun dalam rangka bisnis, karena pasirnya mengandung permata. Terlihat glitter kalau ada matahari bersinar. Penambang jual cuma Rp. 3 ribu/kg ke pabrik Cina. Sementara pabrik jual kembali seharga Rp. 30 ribu/kg.

Kalian sadar tidak kalau negara-negara lain selalu takut mengembargo Indonesia? Ya, karena negara kalian memiliki segalanya. Mereka takut kalau kalian manjadi mandiri, makanya tidak diembargo. Harusnya kalianlah yang mengembargo diri kalian sendiri --

Dialog tersebut membuat sadar mahasiswa tersebut. Ia kemudian menulis pesan "belilah pangan dari petani-petani kita sendiri, belilah tekstil garmen dari pabrik-pabrik sendiri. Tak perlu impor, kalau bisa produksi sendiri. Jika kalian bisa mandiri, bisa mengembargo diri sendiri, Indonesia will rule the wordl. (Indonesia akan mengatur dunia)".

Mari semangat membangun, jangan hanya asal Jokowi pokoknya harus dikritisi PKI, Syiah, Yahudi, Cina, aseng, asong, komunis, anti Islam dan lainnya. Kita sedang berpacu, bukan berperang militer wahai sumbu pendek radikal. Dikit-dikit takbir. Itu penyalahgunaan yang fatal. Dunia membutuhkan Indonesia, bukan sebaliknya. [Duta Islam Nusantara]

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/12/pengusaha-singapura-dunia-butuh-indonesia-bukan-indonesia-butuh-dunia.html

Sabtu, 06 Maret 2010

Benarkah Pakaian Dibawah Mata Kaki Hukumnya Haram?

Pertanyaan: Benarkah Isbal Haram? Dan benarkah pula ancamannya adalah neraka?

Benarkah Pakaian Dibawah Mata Kaki Hukumnya Haram? - Duta Islam Nusantara
Benarkah Pakaian Dibawah Mata Kaki Hukumnya Haram? - Duta Islam Nusantara


Benarkah Pakaian Dibawah Mata Kaki Hukumnya Haram?

Amir Hamdi, Surabaya.

Jawaban: Berdasarkan pengertian dari Hadisi, Isbal adalah memanjangkan pakaian (sarung/celana) di bawah mata kaki hingga menyentuh tanah. Hadist-hadistnya sangat banyak sekali, diantaranya:

ثَلاَثٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلاَ يُزَكِّيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ الْمُسْبِلُ إِزَارَهُ وَالْمَنَّانُ الَّذِى لاَ يُعْطِى شَيْئًا إِلاَّ مِنَّةً وَالْمُنْفِقُ سِلْعَتَهُ باِلْحَلَفِ الْكَاذِبِ(رواه مسلم رقم 106)

“Ada 3 orang yang tidak akan dilihat oleh Allah di hari kiamat dan tidak dibersihkan oleh Allah, serta mereka mendapat adzab yang pedih yaitu orang yang melakukan Isbal (memanjangkan pakaiannya), orang yang mengungkit-ungkit pemberiannya dan orang yang bersumpah palsu atas dagangannya”(HR Muslim No 106). Dan hadis:

مَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ مِنَ الإِزَارِ فَفِى النَّارِ (رواه البخاري رقم 5787)

“Pakaian yang di bawah mata kaki maka ada di neraka” (HR Bukhari No 5787)

Namun hadist-hadist di atas masih umum, dan terdapat sekian banyak hadis yang mentakhsis (membatasi) keumumannya. Diantaranya:

لاَ يَنْظُرُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا (رواه البخاري رقم 5451 ) لاَ يَنْظُرُ اللهُ إِلَى مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ (رواه مسلم رقم 2085)

“Allah tidak akan melihat seseorang di hari kiamat yang memanjangkan pakaiannya (Isbal) secara sombong”(HR Bukhari No 5451 dan Muslim No 2085).

Ketika Rasulullah bersabda demikian, kemudian Abu Bakar bertanya:

فَقَالَ أَبُوْ بَكْرٍ إِنَّ أَحَدَ شِقَّيْ ثَوْبِي يَسْتَرْخِي إِلاَّ أَنْ أَتَعَاهَدَ ذَلِكَ مِنْهُ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ gإِنَّكَ لَنْ تَصْنَعَ ذَلِكَ خُيَلاَءَ (رواه البخاري رقم 3465)

“Sesungguhnya salah satu sisi pakaian saya memanjang ke bawah kecuali kalau saya menjaganya? Rasulullah saw menjawab: “Kamu melakukan itu tidak karena sombong” (HR Bukhari No 3465).

Artinya Rasulullah memberi keringanan bahwa jika Isbal dilakukan tidak bertujuan sombong adalah diperbolehkan. Dengan demikian hukumnya Isbal tidak haram dan faktor keharamannya adalah “Sombong”. Maka mengangkat pakaian diatas mata kaki adalah sunah, bukan wajib. Penjelasan ini diulas oleh Imam Nawawi dalam Syarah Muslim 1/128. [Duta Islam Nusantara]

Oleh Ma'ruf Khozin

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/10/benarkah-isbal-hukumnya-haram.html

Sabtu, 15 Agustus 2009

Sedekah Atas Nama Orang yang Meninggal Itu Dianjurkan

Duta Islam Nusantara - Untuk Menjawab tuduhan kesamaan tradisi kematian umat Islam yang disamakan dengan tradisi di Hindu-Budha, ada penjelasan menarik dari Syaikh Ahmad Zaini Dahlan, Mufti Hijaz di Makkah dan Madinah dari Madzhab Syafiiyah, tentang sedekah atas nama orang yang sudah meninggal:

Sedekah Atas Nama Orang yang Meninggal Itu Dianjurkan
Sedekah Atas Nama Orang yang Meninggal Itu Dianjurkan


وَالتَّصَدُّقُ عَنِ الْمَيْتِ عَلَى وَجْهِ شَرْعِيٍّ مَطْلُوبٌ وَلَا يُتَقَيَّدُ بِكَوْنِهِ سَبْعَةَ أيَّامٍ او أَكْثَرَ او أَقَلَّ ، وَتَقْيِيدٌ بِبَعْضِ الْأيَّامِ مِنَ الْعَوَائِدِ فَقَطْ. كَمَا أَفْتَى بِذَلِكَ السَّيِّدُ أَحْمَدُ دَحَلانَ وَقَدْ جَرَتْ عَادَةُ النَّاسِ بِالتَّصَدُّقِ عَنِ الْمَيْتِ فِي ثَالِثٍ مِنْ مَوْتِهِ وَفِي سابعٍ وَفِي تَمامِ الْعَشْرَيْنِ وَفِي الأربعين وَفِي المِائَةِ وَبَعْدَ ذَلِكَ يُفْعَلُ كُلَّ سَنَةٍ حَوْلًا فِي يَوْمِ الْمَوْتِ كَمَا أَفَادَ شَيْخُنَا يُوسُفُ السَنْبَلاَوِينِي (نهاية الزين باب الوصية للشيخ نووي البنتني)

“Bersedekah atas nama mayit dengan cara yang syar’i adalah dianjurkan, tanpa ada ketentuan harus 7 hari, lebih atau kurang dari 7 hari. Sedangkan penentuan sedekah pada hari-hari tertentu itu hanya merupakan kebiasaan masyarakat saja, sebagaimana difatwakan oleh Sayyid Ahmad Dahlan.

Sungguh telah berlaku di masyarakat adanya kebiasaan bersedekah untuk mayit pada hari ketiga kematian, hari ketujuh, dua puluh, empat puluh hari serta seratus hari. Setelah itu dilakukan setiap tahun pada hari kematiannya. Sebagaimana disampaikan oleh guru kami Syaikh Yusuf al-Sunbulawaini.”. (Nihayatuz Zain bab Wasiat karya Syeikh Nawawi Banten)

Kalau di sekitar Negeri Hijaz kala itu telah membolehkan sedekah pada hari-hari tertentu, akankah terkontaminasi budaya Hindu-Budha? Pernahkah Hindu-Budha masuk ke wilayah Hijaz?

Andaikata ada kemiripan, apakah dalam Hindu-Budha membaca Yasin dan Tahlil? Kalau semua hal yang sama dengan agama lain, maka dalam agama Hindu-Budha juga ada pernikahan. Apakah anda akan meninggalkan pernikahan karena di semua agama ada nikah? [Duta Islam Nusantara]

Ma'ruf Khozin, Aswaja NU Center Jatim

Dari : http://www.dutaislam.com/2016/10/sedekah-atas-nama-orang-yang-meninggal-itu-dianjurkan.html

Nonaktifkan Adblock Anda

Perlu anda ketahui bahwa pemilik situs Duta Islam Nusantara sangat membenci AdBlock dikarenakan iklan adalah satu-satunya penghasilan yang didapatkan oleh pemilik Duta Islam Nusantara. Oleh karena itu silahkan nonaktifkan extensi AdBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

Fitur Yang Tidak Dapat Dibuka Ketika Menggunakan AdBlock

  1. 1. Artikel
  2. 2. Video
  3. 3. Gambar
  4. 4. dll

Silahkan nonaktifkan terlebih dahulu Adblocker anda atau menggunakan browser lain untuk dapat menikmati fasilitas dan membaca tulisan Duta Islam Nusantara dengan nyaman.


Nonaktifkan Adblock